Jumat, 30 September 2011

Untuk Kamu, Yang Membuatku Resah Di Malam Buta

Silakan masuk! Pintu rasa itu slalu terbuka; demi dan untuk kebersamaan kita. Maukah? Mampukah? Karena sendiri, aku tak yakin mampu mengemas pulang kebahagiaan itu, untuk kita.

Sebagai kita, telah sampai dimana perjalanan rasa yang tersepuh? Sebagai anugerah, itulah posisimu. Sebagai bahagia yang terpatri kini, nanti dan di masa lalu. Sebagai kita, kebersamaan itu lebih dari bahagia, bagiku. Dan kuyakin, begitupun kamu.

Lalu,  segalanya beringsut ke tepi; tanpa merunut kata hati. Mungkinkah kembali seperti dulu lagi apa yang kau dan aku yakini sebagai kita setelah jarak dan rasa bisu menghitam-pekatkan kebersamaan?

Seharusnya sebagai kita, perpisahan tak kan mengubah apapun. Karena kau telah memenangkan hatiku.
Ternyata, kata “seharusnya” tak berlaku lagi untuk kita. Kini, aku tahu: kau yang memilih bergeser dari garisku, dan membungkam hilang kenangan itu.

Akhirnya, tak butuh lagi aku katakan: kembalilah! Karena aku telah kalah bahkan sebelum melambaikan kata perpisahan.