Jumat, 30 September 2011

Untuk Kamu, Yang Membuatku Resah Di Malam Buta

Silakan masuk! Pintu rasa itu slalu terbuka; demi dan untuk kebersamaan kita. Maukah? Mampukah? Karena sendiri, aku tak yakin mampu mengemas pulang kebahagiaan itu, untuk kita.

Sebagai kita, telah sampai dimana perjalanan rasa yang tersepuh? Sebagai anugerah, itulah posisimu. Sebagai bahagia yang terpatri kini, nanti dan di masa lalu. Sebagai kita, kebersamaan itu lebih dari bahagia, bagiku. Dan kuyakin, begitupun kamu.

Lalu,  segalanya beringsut ke tepi; tanpa merunut kata hati. Mungkinkah kembali seperti dulu lagi apa yang kau dan aku yakini sebagai kita setelah jarak dan rasa bisu menghitam-pekatkan kebersamaan?

Seharusnya sebagai kita, perpisahan tak kan mengubah apapun. Karena kau telah memenangkan hatiku.
Ternyata, kata “seharusnya” tak berlaku lagi untuk kita. Kini, aku tahu: kau yang memilih bergeser dari garisku, dan membungkam hilang kenangan itu.

Akhirnya, tak butuh lagi aku katakan: kembalilah! Karena aku telah kalah bahkan sebelum melambaikan kata perpisahan.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Membangun Bangsa Melalui Libamanas (1/2), Kiat-kiat Mendapat 5 Juta untuk Pendaftaran

Judulnya agak lebay dan orde baru. Tetapi yaa sudahlah.. :DKemarin, twitter resmi Perbasi, @perbasi_ina mengkonfirmasi kebenaran sebuah pertanyaan dari salah seorang followernya yang bertanya apakah benar biaya pendaftaran Liga Bola Basket Mahasiswa Nasional adalah lima juta rupiah. Usai itu, salah seorang follower Mainbasket dan juga follower Perbasi memberi tahu seakan “protes” bahwa biaya pendaftaran tersebut mahal banget dan dalam twit yang lain oleh follower yang lain juga menyinggung seolah biayanya bak “ujung-ujungnya duit” banget (nanti kapan-kapan gw bahas juga deh, kenapa juga harus “ujung-ujungnya duit” banget).
Twitter Perbasi kemudian mengatakan bahwa mereka akan membantu dalam hal meyakinkan pihak kampus agar membantu mahasiswanya memenuhi biaya tersebut. Karena tampaknya, bagi beberapa mahasiswa/kampus, lima juta rupiah adalah banyak.
Lalu ada yang meminta agar biaya pendaftaran diturunkan. Gw gak setuju. Lalu ada yang bertanya kembali, “berarti kalau ada tim yang jago tapi gak punya duit berarti gak ikut?” Bagi gw, ya jelas gak usah ikutan. Sederhana :)

Belum apa-apa sudah patah arang!
Entah ada apa dengan mahasiswa sekarang. Belum-belum sudah patah arang. Bagi gw, jika keinginan untuk berkompetisi basket antar mahasiswa sedemikian besarnya, maka gak punya uang lima juta rupiah hanyalah kendala seujung kelingking. Hanya memiliki tiga orang yang bisa bermain basket, itu baru masalah besar.
“Tapi kami memang gak punya uang lima juta, dan kampus hanya bisa bantu nol rupiah.”
Jika kalian benar ingin ikut Libamanas, punya pemain bagus, disiplin, berkualitas, dan pekerja keras, tetapi gak punya uang lima juta untuk mendaftar, berikut kiat-kiat halal untuk mendapatkan uang tersebut:

1. Minta sumbangan ke teman-teman (kencleng/kotak amal)
Ini adalah cara pertama, utama, dan wajib dilakukan! Bikin cara meminta yang sopan. Jelaskan keperluan membutuhkan dana tersebut untuk apa. Untuk kompetisi Libamanas. Mintalah dana dan putar kotak sumbangan ke semua mahasiswa dan dosen dan karyawan kampus tanpa terlewat seorang pun! Jangan hanya membawa kotak saja. Bikin papan pengumuman berjalan, poster-poster di papan pengumuman, blekberi messenger untuk menyampaikan pesan, facebook, twitter dan lain-lain. Jelaskan kepada para donatur apa itu Libamanas, keuntungan bagi kampus, kapan jadwal tandingnya, lawan kampus mana (bikin skenario beberapa kampus lawan yang akan menjadi lawan sengit), di arena mana, dan info-info terkait lainnya, dan lain-lain. Kalau cara ini berhasil mengumpulkan dana lima juta rupiah pas! Alhamdulillaah. Kalau kurang, jalani langkah kedua.

2. Cari sponsor
Perusahaan besar seperti Pertamina atau Telkom tentu saja oke banget. Kalau gak bisa atau sulit, yang lebih kecil lagi, lebi kecil lagi, dan seterusnya. Ke warung-warung juga gak apa-apa. Bahkan ke perorangan yang dianggap mampu juga sah-sah saja semisal dosen yang kaya raya atau memiliki perusahaan. Koperasi kampus, atau perusahaan yang dimiliki kampus juga sangat baik. Sebagai imbal balik, tawarkan bahwa nama, logo, pesan atau apapun yang mewakili mereka mendapat hak untuk menempel di jersey kampus. Dan tentu saja, laporan semua hal yang terkait dengan pertandingan baik sebelum atau sesudah, sebaiknya dilaporkan. Siapa tahu mereka malah tertarik untuk menonton langsung. Cari sponsor sebanyak-banyaknya! InsyaAllah, uang pendaftaran tertutupi. Amiin :P

3. Bisnis alias dagang
Gw gak tahu apakah mahasiswa zaman sekarang masih melakukan bisnis-bisnis kecil seperti mengumpulkan koran dari rumah teman-teman atau dosen atau perpustakaan kampus untuk dijual. Atau mengumpulkan botol bekas yang masih bisa dijual, atau melakukan garage sale, atau membuka gerai jualan limun, dan lain-lain. Ini sangat-sangat efisien. Gw melakukannya saat (bahkan) SMA dulu.

4. Hutang!
Yes, jikalau keinginan untuk mengikuti Libamanas sedemikian besarnya dan semua usaha di atas tidak berhasil. Berhutang saja, dan pikirkan cara membayarnya. Lima juta memang uang yang besar nilainya -pada tahun 80-an, saat ini, relatif keciil.
Andai, bila empat kiat ini dijalankan, rasanya bukan hanya berhasil mengumpulkan lima juta saja. Tetapi juga tim kampusnya rasanya akan melangkah lebih jauh dalam kompetisi Libamanas. Karena untuk menjalankan kiat-kiat ini dibutuhkan kemauan, keberanian, kerja keras, disiplin.

Penting!
Ketika masih mahasiswa, gw hanya berkompetisi antar fakultas. Setiap sebelum bertanding, sehari atau bahkan seminggu sebelumnya, kami membuat poster kecil dan besar. Kecil seukuran A5 yang kami fotokopi dan tempel di sekitar kampus, besar hingga berukuran lebih dari 3 x 3 meter dan kami gantung di dalam kampus. Semuanya memberi tahu jadwal pertandingan kami. Hasilnya, setiap kami bertanding, dukungan dari teman-teman selalu melimpah.
Ketika nanti kita melakukan kiat-kiat di atas, memberi tahu kapan akan bertanding dan hasil pertandingan yang lalu akan menjadi sangat penting. Poster-poster tersebut adalah bentuk penghargaan para pemain basket kampus kepada para pendukungnya.
Hubungannya dengan membangun bangsa? Yaa begitulah, kita jadi mandiri pada intinya. Padahal awalnya kan hanya ingin ikutan pertandingan basket doang :D

Artikel ini gue kutip dari sini
Intinya... jangan nyerah cuma gara2 5 juta doang...
hahahaha #apasih gue
oh iya, doain gue ya soalnya gue rencana mau intensif latian basket nih, benerin jump shoot sama drive biar bisa ngomong banyak di Libamanas. Go Untirta... huahahahhaha #gila

P.S : tangan gue masih sakit banget gara2 'kecelakaan' kemaren. Tulang kering gue juga bengkak... So, Pray for me... GWS! hahaha 

Minggu, 03 Juli 2011

If There's....

If there's one face I want to see,
so beautiful, so true,
one smile that makes a difference,
to everything I do.

If there's one touch I long to feel,
one voice I long to hear,
whenever I am happy,
or just needing someone near.

If there's one joy, one love,
from which I never want to part,
it's you, my very special love,
my world, my life, my heart.

Minggu, 26 Juni 2011

Beruntungnya Kita

Gue lagi browsing ketika nemu video ginian
kalo ga keluar buka di http://www.youtube.com/watch?v=dpf2hsZGsJM dan http://www.youtube.com/watch?v=RzwSNsYE8IM
Intinya iklan itu nunjukkin betapa beruntungnya kita masih mempunyai ayah dan ibu...
I just wanna say to my dad, mom. I love you, dad, mom... So much...

Sabtu, 25 Juni 2011

Love Defined

What is love, but an emotion,
So strong and so pure,
That nurtured and shared with another
All tests it will endure?

What is love, but a force
To bring the mighty low,
With the strength to shame the mountains
And halt time’s ceaseless flow?

What is love, but a triumph,
A glorious goal attained,
The union of two souls, two hearts
A bond the angels have ordained?

What is love, but a champion,
To cast the tyrant from his throne,
And raise the flag of truth and peace,
And fear of death o’erthrow?

What is love, but a beacon,
To guide the wayward heart,
A blazing light upon the shoals
That dash cherished dreams apart?

And what is love, but forever,
Eternal and sincere,
A flame that through wax and wane
Will outlive life’s brief years?

So I’ll tell it on the mountaintops,
In all places high and low,
That love for you is my reason to be,
And will never break or bow.

Kraken Part 1

Nah!

Kesampean juga gue nih ngulas sedikit tentang Kraken...

Walaupun penulis amatir ini lebih ke fiksi non-ilmiah tapi kalau udah menyangkut Urban Legend, gue siap jadi penulis non-fiksi (walaupun ga biasa nulis non-fiksi. Nulis fiksi aja masih amburadul)

Oke, bloggers!

Sebelumnya, gue mau nanya ama kalian, Apa yang dimaksud dengan Kraken?

Well, buat yang belum tau, gue kasih sedikit gambaran Kraken..


Itu kira-kira gambar yang bisa mewakili apakah yang disebut dengan Kraken. Ngeri? Sama, gue juga.
Langsung aja

Kraken adalah seekor monster yang digambarkan sebagai makhluk raksasa yang berdiam di lautan wilayah Islandia dan Norwegia. Makhluk ini disebut sering menyerang kapal yang lewat dengan cara menggulungnya dengan tentakel raksasanya dan menariknya ke bawah.

Kata Kraken sendiri berasal dari Kata "Krake" dari bahasa Skandinavia yang artinya merujuk kepada hewan yang tidak sehat atau sesuatu yang aneh. Kata ini masih digunakan di dalam bahasa jerman modern untuk merujuk kepada Gurita.

Kita mungkin mengira Kraken hanyalah sebuah bagian dari dongeng, namun sebenarnya tidak demikian. Sebutan Kraken pertama kali muncul dalam buku Systema Naturae yang ditulis Carolus Linnaeus pada tahun 1735.

Mr. Linnaeus adalah orang yang pertama kali mengklasifikasi makhluk hidup ke dalam golongan-golongannya. Dalam bukunya itu, ia mengklasifikasikan Kraken ke dalam golongan Chepalopoda dengan nama latin Microcosmus. Jadi, boleh dibilang kalau Kraken memiliki tempat di dalam sains modern.

Meskipun nama kraken tidak pernah muncul dalam kisah-kisah Norse , ada monster laut serupa, hafgufa dan lyngbakr , keduanya dijelaskan dalam Örvar-Odds saga sebagai monster laut raksasa yang memakan ikan paus, kapal, manusia, dan apa pun yang bisa mereka temukan. Teks Norwegia dari c. 1250, Konungs skuggsjá .  Carolus Linnaeus termasuk kraken sebagai cumi dengan nama ilmiah Microcosmus dalam edisi pertamanya Systema Naturae (1735), klasifikasi taksonomi organisme hidup, tetapi tidak termasuk hewan di edisi selanjutnya. Kraken juga dijelaskan secara luas oleh Erik Pontoppidan , Uskup Bergen dalam "Sejarah Alam Norwegia" nya (Kopenhagen, 1752-3), menggambarkan kraken sebagai hewan "pulau mengambang"




Selain mengatakan bahwa Kraken adalah hewan sebesar pulau, Pontoppidan juga mengatakan bahwa nelayan-nelayan Norwegia dan Islandia suka menangkap ikan di atas Kraken! Kenapa? Well, masih menurut Pontoppidan, itu karena entah kenapa ikan-ikan sangat suka berada di dekat Kraken. Dan bahkan sempat tersiar gosip pada masa itu jika ada nelayan yang membawa hasil tangkapan lebih dari yang lain, nelayan lain pasti menyebutkan "You must have fished on Kraken."

Baru segini yang bisa gue kumpulin, soalnya informasi yang ada kebanyakkan dari bahasa inggris. Jadi ini terjemahan semua.

Untuk lebih lengkapnya tunggu part 2 nya ya! Karena di part 2 nanti gue bakal tunjukkin video-video yang menyangkut Kraken.

5 Monyet

Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh para profesor di USA, ada 2 ekor monyet yang dimasukkan ke dalam satu ruangan kosong secara bersama-2. Kita sebut saja monyet tersebut Monyet A dan B. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah tiang, dan diatas tiang tersebut nampak beberapa pisang yang sudah matang. Apa yang akan dilakukan oleh 2 monyet tersebut menurut anda ?

Setelah membiasakan diri dengan keadaan lingkungan di dalam ruangan tersebut, mereka mulai mencoba meraih pisang-2 tersebut. Monyet A yang mula-2 mencoba mendaki tiang. Begitu monyet A berada di tengah tiang, sang profesor menyemprotkan air kepadanya, sehingga terpleset dan jatuh. Monyet A mencoba lagi, dan disemprot, jatuh lagi, demikian berkali-2 sampai akhirnya monyet A menyerah. Giliran berikutnya monyet B yang mencoba, mengalami kejadian serupa, dan akhirnya menyerah pula.

Berikutnya ke dalam ruangan dimasukkan monyet C. Yang menarik adalah, para profesor tidak akan lagi menyemprot para monyet jika mereka naik. Begitu si monyet C mulai menyentuh tiang, dia langsung ditarik oleh monyet A dan B. Mereka berusaha mencegah, agar monyet C tidak mengalami `kesialan’ seperti mereka. Karena dicegah terus dan diberi nasehat tentang bahayanya bila mencoba memanjat keatas, monyet C akhirnya takut juga dan tidak pernah memanjat lagi.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh para profesor adalah mengeluarkan monyet A dan B, serta memasukkan monyet D dan E. Sama seperti monyet-2 sebelumnya, monyet D dan E juga tertarik dengan pisang diatas tiang dan mencoba memanjatnya. Monyet C secara spontan langsung mencegah keduanya agar tidak naik. “Hai, mengapa kami tidak boleh naik ?” protes keduanya”.
Ada teman-2 yang memberitahu saya, bahwa naik ke atas itu berbahaya. Saya juga tidak tahu, ada apa di atas, tapi lebih baik cari aman saja, jangan keatas deh” jelas monyet C.
Monyet D percaya dan tidak berani naik, tapi tidak demikian dengan monyet E yang memang bandel. “Saya ingin tahu, bahaya seperti apa sih, yang ada di atas … Dan kalau ada bahaya, masak iya saya tidak bisa menghindarinya ?” tegas monyet E. Walaupun sudah dicegah oleh monyet C dan D, monyet E nekad naik …
Dan karena memang sudah tidak disemprot lagi, monyet E bisa meraih pisang yang d iinginkannya…..



Renungan
==================


Manakah diantara karakter diatas yang menggambarkan tingkah laku anda saat ini ?
Karakter A dan B adalah orang yang pernah melakukan sesuatu, dan gagal. Karena itu mereka kapok, tidak akan mengulanginya lagi, dan berusaha mengajarkan ke orang lain tentang kegagalan tersebut. Mereka tidak ingin orang lain juga gagal seperti mereka. Karakter C dan D, adalah orang yang menerima petunjuk dari orang lain, hal-2 apa yang tidak boleh dilakukan, dan mereka mematuhinya tanpa berani mencobanya sendiri. Karakter E adalah type orang yang tidak mudah percaya dengan sesuatu, sebelum mereka mencobanya sendiri. Mereka juga berani menentang arus dan menanggung resiko asalkan bisa mencapai keinginan mereka.

Pisang dalam cerita diatas menggambarkan impian kita. Setiap orang dalam hidup ini mempunyai impian yang tinggi tentang masa depannya. Namun sayangnya, banyak sekali hal-hal yang terjadi di sekitar kita, yang menyebabkan impian kita terkubur. Orang-2 dengan karakter ABCD akan mengatakan kepada kita hal-2 seperti ini”,Sudahlah, jangan melakukan pekerjaan yang sia-2 seperti itu. Percuma. Saya dulu sudah pernah melakukannya berkali-2 dan gagal. Sebagai seorang teman yang baik, saya tidak mau kamu gagal seperti saya” atau mungkin kalimat “Kamu mau gagal kayak si X … lebih baik lakukan sesuatu yang pasti-pasti saja deh”. Bukankah hal-2 seperti itu yang sering kita dengar sehari-2 ?

Orang dengan karakter E akan selalu berpikir optimis dalam menjalankan sesuatu. “Kalaupun orang lain gagal melakukan sesuatu, belum tentu saya juga akan gagal” adalah kekuatan yang selalu memompa motivasinya.
Dan kegagalan orang lain dapat dipelajari dan dijadikan batu loncatan untuk melangkah lebih baik, bukannya dijadikan suatu ketakutan.

Nah, saya akan memberikan satu ilustrasi lagi. Saya akan membawa anda ke tahun 70-an. Apa yang akan anda lakukan, bila suatu hari ada seorang mahasiswa bercelana jeans, kacamata tebal, bertampang culun, bajunya lusuh, datang menemui anda dan berkata “Saya punya suatu produk yang bagus, tapi saya tidak punya modal. Mau gak pinjamin saya modal 100 dollar ? Kalau produk ini sukses, kita berdua bakal jadi orang paling kaya di dunia lho”.
Hampir semua akan menghina dan mentertawakan mahasiswa tsb, bahkan mungkin menganggapnya gila.
Berapa orang yang akan menjawab “Wow, bagus sekali, coba jelaskan apa rencana anda, agar kita bisa sama-2 kaya ?” Mungkin satu orang diantara sejuta, mungkin juga tidak ada.
Bagaimana kalau saya katakan bahwa mahasiswa tersebut adalah Bill Gates, yang kini sudah mencapai impiannya menjadi orang terkaya di dunia ?
Bukankah itu dulu yang dilakukan Bill Gates pada awal karirnya . Dikelilingi orang type ABCD, ditolak, dilecehkan, dan berbagai macam hinaan lainnya. Untungnya, Bill Gates termasuk orang dengan karakter E. Dan dengan pengorbanan dan kerja keras, dia berhasil meraih impiannya.


" Jangan biarkan orang lain membunuh impian anda. Maju terus, hadapi semua rintangan dan raih impian anda. "

Jumat, 24 Juni 2011

Ketika Kamu dan Aku Tak Bisa Menjadi Kita

Hei kamu.

Rasanya aku punya lebih dari jutaan rasa syukur karena Tuhan telah utus kamu menjadi salah satu bagian di hidupku. Melengkapi apa yang masih belum cukup, mengisi apa yang masih kosong, dan membuka apa yang tak terlihat. Hampir semua tak kuungkapkan, Cuma dengan senyum dan tawa lepasku aku ungkapkan itu semua. Tuhan kirim kamu untuk membukakan mataku akan banyak hal, sengaja atau tidak kamu lakukan. Tapi aku merasakannya, aku merasa hidup dan darah kembali mengalir lancar, serta rona wajahku tak bohong. Hidupku bertambah warna, dilengkapi dengan warna warna lain yang tak pernah kukira akan tergambar.

Hei kamu.

Aku tahu banyak yang tak bisa kuungkapkan. Tapi bukan berarti aku bohong. Kadang pebuatan lebih berharga dari kata kata, kan? Apalagi untuk soal yang satu ini, aku nggak pandai ngomongnya. Aku lebih sering menghindari omongan seperti ini dan mengalihkannya ke topik lain. Sungguh aku nggak bisa ngomongnya, dan memang aku nggak kepengen. Aku hanya senang merasakannya. Apa ya? Mungkin kata “senang” terlalu sederhana untuk mendeskripsikannya. Pasti lebih dari itu. Mungkin kamu memang dikirim tuhan untuk membukakan hatiku akan banyak hal.

Hei kamu.

Aku nggak berharap apa apa. Aku nggak berkhayal banyak, ya seenggaknya khayalanku masih dalam batas logika ku. Seperti kata mamaku, mungkin kamu yang dikirim tuhan untuk menunjukkanku ini dan itu. Membuatku mengerti. Dan mungkin, sebatas itu. Nggak lebih.

Hei kamu.

“kamu dikirim tuhan untuk sejenak singgah dan isi hidupku, sedikit, sedikit lalu jadi banyak”. Aku nggak tau ini untuk sejenak atau nggak. Aku berharap kedekatan ini, persahabatan ini akan terus ada, at least masih ada “sisanya”, karena sampai saat ini (2 tahun) kamu masih 'jadi' dengan orang yang kamu sayangi...

:)

Oh iya...
ttg Urban Legend yang gue janjiin kemaren, nanti malem gue beresin..
oke, bloggers?

Kamis, 23 Juni 2011

Kraken

to the point aja yah
Gue tadi lagi browsing2...
eh nemu urban legend lautan yang namanya Kraken..
UL ini sama jenisnya kayak UL di Loch Ness Nessy...
Gue tertarik banget sama hal2 yang berbau legenda ilmiah ini...
Nah, besok gue bakal ulas deh Kraken dan Nessy...
Sekarang surfing bahan dulu trus tidur.. hehehe
see ya bloggers!

Selasa, 21 Juni 2011

Membeli Keajaiban

Entah dari mana inspirasi cerita ini dibuat, yang jelas sesuatu yang kita yakini didunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Amel baru berumur sembilan tahun ketika dia mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik lelakinya, Heri. Ia sedang menderita sakit yang parah dan mereka telah melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan jiwa Heri.

Hanya operasi dan butuh biaya yang sangat mahal yang bisa menyelamatkan jiwa Heri tapi apalah daya kedua orang tua Amel tidak punya biaya untuk itu adiknya itu. Amel mendengar ayahnya berbisik kepada Ibunya, "Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang."

Dengan tergesa-gesa Amel pergi ke kamarnya dan mengambil sebuah celengan dari tempat persembunyiannya dalam sebuah lemari. Lalu dipecahkan dan dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan bergegas menghitungnya dengan cermat. Diulangnya hitungan itu hingga lima kali. Nilainya harus benar-benar tepat.

Dengan membawa uang tersebut, Amel secara diam-diam menyelinap keluar rumah dan langsung naik bus angkot pergi ke toko obat di sudut jalan. Setibanya di toko obat tersebut, ia melihat seorang apoteker paruh baya berambut sedikit memutih sedang menelepon.

Amel menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian tapi sang apoteker terlalu sibuk dengan telepon tersebut untuk diganggu oleh seorang anak kecil yang berusia sembilan tahun. Amel berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tapi gagal. Akhirnya dia mengambil uang koin dan melemparkannya ke kaca etalase. klontang !

"Apa yang kamu lakukan heh ?" tanya apoteker tersebut dengan suara marah. "Saya ini sedang berbicara dengan saudara saya."

"Tapi, saya ingin berbicara kepadamu mengenai adik saya," Amel menjawab dengan nada yang sama. "Dia sakit...dan saya ingin membeli keajaiban."

"Apa katamu ?," tanya sang apoteker.
"Ayah saya mengatakan hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan jiwanya sekarang... jadi berapa harga keajaiban itu ?"

"Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil. Saya tidak bisa menolongmu." ucap apoteker.
"Dengar, saya mempunyai uang untuk membeli keajaiban itu. Katakan saja berapa harganya." Kata Amel lalu tiba-tiba keluar seorang pria berpakaian rapi dari balik ruang, berhenti dan bertanya, "Keajaiban macam apa yang dibutuhkan oleh adikmu nak?"

"Saya tidak tahu," jawab Amel. Air mata mulai menetes dipipinya. "Saya hanya tahu dia sakit parah......... dan Ibu saya mengatakan bahwa ia membutuhkan operasi. Tapi kedua orang tua saya tidak mampu membayarnya karena biayanya sangat mahal tapi saya mempunyai uang."

"Berapa uang yang kamu punya ?" tanya pria itu lagi.
"Lima ribu lima ratus lima puluh rupiah," jawab Amel dengan bangga. "dan itulah seluruh uang yang saya miliki di dunia ini."

"Wah, kebetulan sekali," kata pria itu sambil tersenyum. "Lima ribu lima ratus lima puluh rupiah ini harga yang tepat dan cocok untuk membeli sebuah keajaiban yang dapat menolong adikmu". Dia Mengambil uang tersebut dan kemudian memegang tangan Amel sambil berkata : "Bawalah saya kepada adikmu. Saya ingin bertemu dengannya, juga orang tuamu."

Ternyata pria apoteker itu adalah seorang ahli bedah terkenal. Operasi dilakukannya tanpa biaya dan membutuhkan waktu yang tidak lama sebelum Heri dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat seperti sediakala.

Kedua orang tuanya sangat takjub mendapatkan keajaiban tersebut. "Operasi itu..." bisik ibunya..... "adalah keajaiban. Tak terbayangkan berapa harganya".

Amel hanya tersenyum. Dan hanya dia yang tahu secara pasti berapa harga keajaiban tersebut... Ya... Lima Ribu dan Lima Ratus Lima Puluh Rupiah... ditambah dengan "Keyakinan" .

Sabtu, 21 Mei 2011

LOVE

Love is like a lump of gold,
Hard to get, and hard to hold.
Of all the girls I've ever met,
You're the one I can't forget.
I do believe that God above,
Created you for me to love.
He chose you from all the rest,
Because he knew I would love you best.

Sabtu, 30 April 2011

SHORT STORY


Virgo meminum jus di depannya yang tidak disentuh sama sekali olehnya sejak setengah jam lalu.  Sesaat kemudian Virgo menghela nafas.  Kelihatannya ada sesuatu yang dipikirkan Virgo.
Nada dering dari handphone-nya membuyarkan seluruh lamunannya. Virgo berusaha mengambil handphone yang terdapat di saku celana jeans-nya yang sempit.
Kening Virgo berkerut ketika melihat deretan nomor yang sama sekali tidak dikenalnya tertera di layar handphone-nya dan menjawab telepon itu
“Halo…”
“Hai Virgo! Kemana aja dari tadi pagi di telponin gak diangkat angkat?!” suara manja yang terdengar sangat familiar sekaligus menyebalkan di telinga Virgo
“ngapain nelponin terus? Ini pake nomor siapa lagi?” kata Virgo berusaha terdengar tenang namun tetap tidak bisa menyembunyikan nada ketusnya
“jangan gitu dong Virgo. Aku kan mau ngecek kamu. Takutnya kamu belum makan atau belum mandi, kalo belum makan kan dibawain sekalian disuapin kalo belum mandi….. hihihihhi…” suara cewek itu cekikikan
“Bella, please bantu gue mau?”
“apa?” suara Bella masih berusaha menahan tawanya
“jangan telpon gue terus! Elo lupa ya? Kita udah putus hampir dua bulan!”
“ooohhh. Emang iya? Rasanya kita masih pacaran deh Vir”
Virgo menekan tombol reject. Dia benar-benar muak dengan gadis itu. Bella yang awalnya manis dan pengertian berubah manja dan menyebalkan bagi Virgo. Satu hal yang Bella tidak pernah tau kalau Virgo menembaknya hanya karena merasa tidak enak dengan perjuangan sahabatnya, Daffi dan Lyla yang susah payah mencarikannya perempuan karena tak mau Virgo dianggap tidak laku.
“elo tuh ganteng Vir. Tajir lagi. banyak cewek yang suka sama elo! Masa temen gue dibilang gak laku? Enak aja! Gue kan ikut tersinggung. Gak terima gue, Vir” begitu kata Daffi saat membujuk Virgo.
Sejujurnya Virgo tak keberatan sama sekali dengan usul Daffi. Karena itu dia setuju saja. Apalagi Bella, teman Lyla yang dikenalkan padanya bersikap sangat manis, tapi setelah beberapa waktu Virgo menjalani hubungan tanpa cinta tersebut, dia baru mengetahui watak asli Bella. Dan akhirnya hubungan itu hanya dapat berjalan 3 bulan saja.
Virgo melihat jam tangannya dan memutuskan untuk langsung pergi dari café tersebut.
 

“Orion!”
“apaan?!!!” suara seorang cowok dari dalam kamar mandi
“ngapain lo?!” kata Virgo
“masak! Mandi lah! Emang ngapain lo manggil-manggil gue?!”
“basa-basi.”
Pintu kamar mandi terbuka dan dari dalamnya keluar pemuda yang tingginya tidak jauh beda dari Virgo begitu juga wajahnya. Itulah Orion, adik dari Virgo yang hanya berselisih satu tahun saja.
“darimana lo?” kata Orion
“Public. Nah elo mau kemana?”
Orion tersenyum lebar penuh misteri “jalan lah!”
“jalan?”
“aduh masa elo gak tau sih? Gue kan…”
“iya gue tau.” Virgo memotong omongan Orion “Makanya omongan orang jangan dipotong. Gue tau elo jalan sama cewek lo kan? Siapa namanya? Gita kan?”
“sorry… gue udah ganti lagi dongs.” Orion masuk ke dalam kamarnya dan mulai memilih-milih baju. Virgo mengikutinya.
“hari gini masih hidup buat nyari cewek? Basi ah! Emang hidup kita Cuma buat cewek aja?!” kata Virgo
“Vir, cewek gue yang baru ini beda. Gue susah banget dapetinnya, dia tuh udah cantik, manis, baik, pengertian lagi.”
“paling akhir-akhirnya kaya Bella. Ntar nyesel lo!”
“gue tau cewek gue yang sekarang ini gak kaya Bella. Gue tau banget kalo cewek gue ini the best.”
“buat apa sih elo mencintai dia? Misalnya putus dapet sakitnya aja. Cinta itu nyakitin, cewek juga ngeselin.”
“Virgo, suatu saat elo bakal narik omongan lo itu semua karena setiap orang butuh cinta dan elo juga butuh. Karena dalam diri setiap manusia itu ada rasa cinta yang dikasih Tuhan gak terkecuali elo.”
“Rion, daripada gue harus mencintai seseorang. Lebih baik gue hidup tanpa cinta karena mencintai itu sakit.”  Virgo bersiap keluar dari kamar Orion “kalo nanti elo ngerasain sakitnya cinta, jangan harap elo bisa gampang balik kaya sekarang ini. Dan jangan bilang gue gak pernah ngingetin elo tentang bahaya cinta” setelah mengucapkan kata-kata itu, Virgo keluar dari kamar Orion.
 

“hoi! Bro! Apa kabar nih?”
Virgo menengok, Daffi sudah ada di sebelahnya.
“baik. Kenapa?”
“gak usah dingin gitu kali jawabnya. Santai aja.” Kata Daffi
“gue santai aja kali. Kaya baru kenal gue kemaren sore aja lo!”  sedetik kemudian raut wajah Virgo berubah heran “Lyla mana, Fi?”
“kenapa nyariin gadis gue yang satu itu? Kangen ya sama cantiknya”
“ngaco deh  lo, Fi. Kaya Lyla mau sama elo aja!”
“hehehehe. Emang gak mau sih, kita kan udah lama temenan. Gue juga gak mau sama dia.”
“jangan bermuka dua deh lo, Fi. Kalo Lyla suka sama elo juga elo terima”
Daffi nyengir “Lyla lagi ngumpul sama temen-temen pecinta alamnya. Rapat buat ke gunung bromo. Gue kagum sama Lyla, dia tuh pecinta alam tapi tetep feminin. Gue banget”
“Lyla boleh elo banget. Ya elo? Bukan Lyla banget kan?” Virgo meminum sodanya “setau gue pergi ke gunung bromonya masih sekitar 1 bulanan lagi kan?”
“elo kayak gak tau Lyla aja. Dia kan rajin banget”
“iya rajin gak kayak elo males!”
tiba-tiba handphone milik Daffi berbunyi
“halo…”
“Daffi! Elo dimana? Anterin gue! Ke toko buku! Gue mau beli buku buat referensi skripsi ,sekarang!” suara di handphone Daffi
Daffi refleks menjauhkan handphone nya “santai, kenapa La? Iya gue anterin. Gue ajak Virgo juga ya? Supaya rame gitu…”
“terserah lo deh, Fi. Gue tunggu di gerbang depan kampus” kata Lyla dan sambungan telepon pun putus.
“siapa, Fi?” kata Virgo
“siapa lagi? Lyla lah. Ayo cabut” Daffi menarik tangan Virgo
“eh. Mau kemana, Fi?” kata Virgo kaget
 

“bilang kenapa? Kalo mau ke toko buku.” Kata Virgo sambil menyetir
“sorry, gue panik.” Kata Daffi
“rada-rada miring lo!”
Daffi melihat ke kaca spion “apanya yang miring dari gue? Kayaknya gue ganteng-ganteng aja tuh”
“otak lo miring” kata Virgo datar
“hahahahahah lucu lo Vir.”
“Daffi!!!”
Virgo sontak mengerem “itu Lyla, Fi.”
“iya” Daffi membuka kaca jendela “Lyla, masuk mobil cepetan kita cabut!”
Lyla pun sedikit terburu-buru menghampiri Daffi dan Virgo dan langsung masuk ke dalam mobil.
“hai, Vir! Gak apa-apa kan kalo gue numpang?” kata Lyla
“iya. Gak apa-apa. Elo mau ke toko buku mana?”
“toko bukunya Mang Adul aja deh”
Tanpa banyak berkata lagi mereka pun melaju menuju toko buku Mang Adul yang terletak di.
 

“sekarang gue parkir dulu deh elo berdua turun deh” kata Virgo sesampainya di mall
“gue mau beli baju, Vir. Jadi elo berdua aja ya sama Lyla. La lo gak usah turun ikut Virgo aja.” Kata Daffi dan langsung turun dari mobil Virgo
“Daffi! Ntar lo nyusul ya!” kata Virgo
“oke deh! Nikmatin aja berdua! Siapa tau cinlok!” kata Daffi asal
Virgo menarik nafas dalam dan melihat Lyla melalui kaca spion dan Virgo sedikit tertegun. Lyla terlihat cantik di mata Virgo.
“bener kata Daffi. Lyla emang cantik. Dan bodohnya, gue baru sadar.” Pikir Virgo
tanpa disadari Virgo, Lyla balas memandang mata Virgo “Vir, elo kenapa ngliatin gue kayak gitu?”
“oh. Nggak apa-apa kok La.” Kata Virgo salting “tapi kecantikan Lyla tetep gak akan ngrubah pandangan gue tentang cinta. Gak akan pernah” pikir Virgo
“Vir, kita parkir di basement aja ya?”
“oke”
setelah selesai memarkirkan mobilnya, Virgo dan Lyla pun masuk ke dalam mall
“La, kita mau kemana dulu?” kata Virgo
“langsung ke toko buku aja, gimana?”
“terserah” baru saja Virgo akan berjalan ketika dia merasakan ada sentuhan di lengannya ketika Virgo menoleh ternyata tangan Lyla menggenggamnya.
“mmm… La. Sorry” Virgo melepaskan tangan Lyla
Sejenak raut wajah kecewa terlihat di wajah Lyla namun langsung sirna“maaf ya, Vir. Gue takut hilang, kebiasaan sama kakak” kata Lyla sambil tersenyum
“iya La. Gak apa-apa” Virgo tidak bisa bilang kalau dia berharap Lyla menggenggam tangannya lagi untuk waktu yang lebih lama
“Vir, gue ke bagian buku politik dulu ya.” Lyla langsung berjalan menuju deretan buku bertema politik
Untuk mengisi waktunya, Virgo berjalan menuju tempat yang menjual alat-alat musik. Namun di tengah jalan dia menabrak seorang gadis. Dan buku-buku gadis itu berantakan bahkan ada yang terinjak dan tertendang Virgo hingga terpental beberapa meter.  Sayangnya gadis itu tak mengetahui kalau bukunya ada yang terpental karena tertendang Virgo. Bukannya membantu, Virgo hanya terdiam.
“mbak, kalo jalan tolong liat-liat ya mbak? Saya juga kan punya keperluan lain yang lebih penting!” kata Virgo sedikit ketus
setelah membereskan buku-bukunya yang jatuh berserakan gadis itu melihat Virgo dengan tatapan tak suka “mas, saya juga beli buku ini pakai uang dan buat keperluan saya. Jadi jangan pikir kalo Cuma mas yang punya keperluan!” gadis itu langsung berlalu
“dibilangin malah nyolot!” gerutu Virgo
baru beberapa langkah berjalan, mata Virgo menangkap sesuatu yang ternyata adalah buku. Virgo melihat ke arah gadis tadi pergi tapi ternyata gadis itu telah pergi.
Virgo mengambil buku itu dan membacanya “temukan cinta kamu dalam bintang kamu? Konyol nih buku. Cinta aja gue gak percaya. Tapi gak apa-apa deh ntar gue kasih Orion aja”
 
“aduh kenapa bisa jatuh sih, Aries?” kata Orion
“tadi ada cowok nyebelin nabrak aku. Kalo kataku sih bukunya ketendang”  kata Aries sambil celingukan mencari bukunya yang hilang
“kamu yakin bukunya masih di sekitar sini? Gak diambil orang?”
Aries menatap mata Orion dengan tatapan polos “kenapa Ri? Kamu gak mau nemenin aku nyari buku itu?”
Orion sangat tidak tahan jika ditatap Aries dengan kedua matanya yang bulat bening. “oke, Aries. Kamu udah menangin hati aku. Sekarang kita cari sama-sama ya?”
Aries tersenyum manis “nah gitu dong! Aku kan seneng kalo kamu mau nemenin aku”
“tapi gimana kalo aku beliin kamu buku yang baru?”
“Orion, buku itu stock terakhir yang toko buku Chamber punya.”
“ya udah kita cari di toko lain ya?”
“kamu mau cari dimana lagi? udah aku cari di semua toko buku yang aku tau tapi tetep aja gak ada”
“emangnya bukunya tentang apa sih? Bukunya bagus banget ya?”
“itu buku tentang nemuin cinta lewat bintang seseorang. Dan dari buku itu aku bisa dapet gambaran kita itu cocok apa nggak”
“masih percaya sama ramalan bintang?”
Aries tersenyum lagi “who knows, Ri?”
Virgo sangat lelah hari ini. Sehabis mengantar Lyla membeli buku, Daffi mengajaknya dan Lyla untuk makan dan imbasnya mereka berkeliling mall hingga 4 jam lamanya. Virgo membantingkan tubuhnya ke kasur dan melihat buku yang tadi siang diambilnya dari seorang gadis yang menurutnya mengesalkan.
“Orion belum pulang. Buku tentang bintang? Penasaran gue” gumam Virgo sambil mengambil buku itu di atas meja belajarnya.
Virgo pun mulai membaca.
BUKU INI MAMPU MEMBANTU ANDA MENEMUKAN CINTA SEJATI MENURUT RAMALAN BINTANG.
Virgo rasanya ingin tertawa membacanya, dia pun langsung mencari halaman yang memuat ramalan cinta untuknya. Bintang Virgo
JIKA ANDA SEORANG VIRGO, ANDA AKAN COCOK MENJALIN CINTA DENGAN SEORANG WANITA/PRIA YANG MEMPUNYAI BINTANG ARIES, LIBRA, SAGITARIUS, DAN SCORPIO. DARI SEMUA WANITA/PRIA DIANTARA HIDUP ANDA YANG MEMPUNYAI BINTANG-BINTANG TERSEBUT, ANDA MEMPUNYAI KEMUNGKINAN TERBESAR Dalam menjalin cinta dengan anda adalah aries. Karena bintang aries mempunyai pribadi yang lembut dan pengertian sehingga dapat bersabar ketika menghadapi anda yang sedang terbakar emosi…
Virgo tidak betah membaca ramalan yang dianggapnya tidak masuk akal. Namun Virgo malah mulai membuka halaman tentang bintang Orion, yaitu Capricorn
JIKA ANDA SEORANG CAPRICORN, SELAMAT! KARENA HIDUP ANDA AKAN DIPENUHI WANITA YANG AKAN MENYAYANGI ANDA SEPENUH HATINYA. ANDA AKAN COCOK MENJALIN CINTA DENGAN SEORANG WANITA/PRIA YANG MEMPUNYAI BINTANG ARIES, LEO, CANCER, DAN GEMINI. DARI SEMUA WANITA/PRIA DIANTARA HIDUP ANDA YANG MEMPUNYAI BINTANG-BINTANG TERSEBUT, ANDA MEMPUNYAI KEMUNGKINAN TERBESAR DALAM MENJALIN CINTA DENGAN ANDA ADALAH ARIES. KARENA SEORANG ARIES AKAN DAPAT MEMAHAMI PERASAAN ANDA LEBIH DARI SIAPAPUN…
Virgo menutup buku itu dengan kesal “konyol nih buku! Masa cinta gue sama Orion sama-sama Aries? Boong banget!” Virgo melempar buku itu ke arah pintu kamarnya dan masuk tepat ke dalam tempat sampah yang sudah kosong
“Vir, elo di dalem?” suara Orion di belakang pintu
“iya, gue ada di dalem. Masuk aja!”
Orion pun memasuki kamar Virgo “Vir, gue pinjem kaset vcd nya Avenged dong! Ntar gue tuker sama kasetnya MCR”
“ambil aja tuh di meja belajar gue!”
“thanks ya Vir. Ntar gue balikin.” Ketika Orion telah sampai di depan pintu kamar Virgo,  dia melihat ada sebuah buku di tempat sampah Virgo. Orion pun mengambilnya
“parah juga lo, Vir. Buku baru dibuang. Buat gue yah!?”
“emang niatnya buat elo. Elo kan sukanya sama hal-hal gak jelas kayak cinta gitu.”
“Virgo kakak gue. Cinta itu bukan hal yang gak jelas tapi sesuatu yang harus diresapi untuk dapat merasakan nikmatnya cinta”
“ahhh!!! Pusing gue! Pergi lo! Jangan kembali!” Virgo melempar bantal yang hanya mengenai pintu kamarnya karena Orion sudah lebih dulu keluar dari kamar Virgo.
Virgo pun kembali merebahkan kepalanya di kasur. “kalopun misalnya ramalan itu bener, berarti satu-satunya orang yang bintangnya Aries di hidup gue sekarang itu…” Virgo tersentak “Lyla… tapi gak mungkin lah. Lagipula gue sama sekali gak percaya sama ramalan itu” begitu pikiran Virgo
 

“Daffi, elo percaya ramalan?” kata Virgo
“ramalan?” Daffi tertawa “kalo masuk akal, gue percaya tapi kadang-kadang lebay ramalannya”
“elo, La?”
Lyla mengangkat wajahnya dari buku yang sedang ia baca dan menatap Virgo dengan kedua bola matanya yang bening “gue? Maybe yes, maybe no”
“korban iklan lo!” Daffi tertawa
Lyla tersenyum manis.
Tiba-tiba Virgo teringat sesuatu,  dia harus men-service mobilnya. “eh, gue cabut ya?”
“mau kemana lo Vir?” kata Daffi
“mau tau aja lo, Fi” Virgo langsung pergi menuju mobilnya
Di perjalanan menuju bengkel, Virgo melewati sebuah taman kota. Di taman itu, ia melihat seorang gadis yang sedang dicegat oleh tiga pria berbadan besar. Virgo mendecak kesal, ia paling tidak bisa melihat perempuan dijahili oleh laki-laki.Virgo pun turun menepikan mobilnya dan turun dari mobilnya menghampiri ketiga pria itu.
“Mas, permisi” ketiga pria itu menoleh “jangan ganggu dia bisa, mas? Soalnya dia teman saya”
“maksud lo apaan?” kata pria bertato di punggung tangannya
“maksud saya jangan ganggu dia, mas”
ketiga pria itu tertawa keras membuat Virgo naik darah dan langsung meninju salah seorang dari mereka.
“eh, elo mau main sama kita bertiga, HAH!” pria kedua baru saja ingin meninju Virgo ketika kaki Virgo menyapu kakinya
“jago juga lo!” kata pria ketiga. Tanpa basa-basi, pria itu meninjunya namun meleset giliran Virgo meninju hidung pria itu dan kena dengan telak
“makanya jangan macem-macem sama gue!” Virgo menghampiri gadis yang ditolongnya “mbak gak kenapa… elo kan? Yang waktu itu di toko buku?”
Aries melihat Virgo “iya, elo yang nabrak gue  ya?”
“tau gitu gak gue tolongin” kata Virgo
Virgo tak tau bahwa pria pertama telah bangun dan membenturkan kepalanya ke kepala belakang Virgo hingga Virgo tersungkur. Darah segar mengalir dari kepalanya yang bocor.
“mampus lo!” pria itu melihat ke Aries yang menatapnya dengan dingin “lain kali kita main lagi cantik” pria itu langsung lari bersama kedua temannya
“eh, cowok. Siapa nama lo? Bangun dong!” entah disengaja atau tidak (namanya juga cerita), seorang satpam (entah darimana) lewat di depan Aries dan Virgo “pak, tolong temen saya pak. bawa ke rumah sakit!”
 

Ketika Virgo bangun, dia berada di ruangan yang serba putih “gue dimana?”
Aries membangunkannya “bangun lo! Luka lo harus di kompres. Sini gue kompres” Aries mulai mengompres luka Virgo dengan air hangat
“biar gue aja” Virgo menvoba mengambil lap dari tangan Aries yang akhirnya malah memegang tangan Aries sedangkan lapnya terjatuh. Dan mereka berdua saling menatap untuk beberapa detik karena Virgo dan Aries merasakan suatu getaran yang menyatukan tangan mereka “ups, sorry” Virgo melepaskan tangan Aries. (adegan sinetron)
“nggak apa-apa kok” Aries bermaksud mengambil lap yang terjatuh ketika Virgo melakukan hal yang sama. Dan mau tak mau mereka harus berpandangan lagi. “biar gue yang ngompres.” Kata Aries yang langsung mengambil lap dan kembali duduk.
“oh iya, kenalin gue Virgo” Virgo mengatakannya tanpa mengulurkan tangannya
“gue Aries” kata Aries sambil mengompres kepala Virgo
“Aries?” kata Virgo bingung “ bintang lo Aries?”
“iya, emang kenapa?”
“nggak”
“soal buku lo, ada di ade gue. Nanti gue ambilin”
“gak apa-apa kok”
“buat apa sih buku itu?”
“gak, gue iseng aja. Siapa tau ada cowok ganteng berbintang sama dengan yang tertulis di buku jadi pacar gue”
Virgo tak menjawab dan hanya berharap ramalan itu benar-benar menjadi kenyataan.
 

“Orion!” Virgo memasuki kamar Orion tanpa permisi
Orion yang hanya bercelana boxer tampak kaget “woi! Gila lo! Ketok dulu kek!” dan secara terburu-buru Orion mengenakan pakaiannya “kepala lo kenapa?”
“buku yang gue kasih ke elo mana?” Virgo tak memperdulikan Orion
“buat apa? Mau gue kasih ke pacar gue. Kasian dia, pengen banget buku itu.”
“sini kasihin ke gue lagi! gue mau kasih ke pemiliknya!”
“enak aja! Udah gue bungkus kado! Sore ini gue mau kasihin” Orion menyambar kado berwarna pink yang terletak di meja komputernya dan melesat menuju garasi.
“Orion!” Virgo mengejarnya
Tiba-tiba bel berbunyi, mereka pun berhenti seketika.
“elo aja yang buka!” kata Virgo
Orion pun berjalan ke arah pintu sambil menyembunyikan kadonya di balik punggung. Ketika Orion membuka pintu, ia tampak kaget.
“A… Aries?”
Aries tersenyum nakal “kaget, ya?”
“wow, aku bener-bener gak nyangka! I’m surprised!”
“aku gak disuruh masuk nih?”
“oh iya, silakan masuk, tuan putri!”
Aries melangkah ke dalam sambil terkikik “lebay amat sih cowokku”
“by the way, aku punya hadiah buat kamu” Orion menyerahkan sebuah kado berwarna pink
Aries menerimanya dan mengocoknya “apa ini, Ri?”
Orion tersenyum penuh misteri “buka dong”
Aries menyobek kertas kado itu dan terkejut setelah melihat isinya “ya ampun, Ri! Kamu dapet darimana? Buku ini?”
“kakakku, dia yang ngasih buku ini ke aku. Bintang kita cocok lho!”
“emang kalo cocok. Aku bakal nikah sama kamu gitu? Masih terlalu cepet, Orion”
Orion menggaruk kepalanya yang tidak gatal “iya sih, tapi kan setidaknya kita bisa menatap ke depan”
“lho, selama ini kamu menatap kemana? Mata kamu juling?” Aries tertawa
“eh, aku lupa. Mau minum apa?”
“emmmm, apa aja deh! Yang penting dingin dan segar!”
“tunggu beberapa saat, I’ll be back” Orion ngacir ke arah dapur
Virgo keluar dari kamar mandi saat Orion di dapur, kelihatannya Virgo baru saja mandi
“Ri, siapa tadi di luar?”
“pacar gue” kata Orion sambil tetap sibuk membuat es sirup
Virgo tak menjawab, ia berjalan dan mencoba mengintip dari balik rak kaca. Virgo terkejut ketika melihat siapa yang ada di ruang tamunya.
“Aries?”
Aries mendongak “Vir, Virgo?”
“ya ampun, Aries elo ngapain disini?”
“gue ngambil buku ini” Aries menunjukkan buku tentang ramalan bintang yang dibacanya “jadi, ini buku dari elo?”
“emang, baru aja mau gue balikin”
Aries menekap mulutnya “elo kakaknya Orion”
Virgo mengangguk, sementara Orion muncul dari arah dapur dengan membawa dua gelas sirup dingin.
“silakan diminum” kata Orion
Aries meminumnya dengan perlahan. Dia jadi salting, begitu juga Virgo yang kelihatan kikuk.
“Aries, ini Virgo. Kakak gue” Orion menarik Virgo agar mendekat
“mmm… iya. Aku, aku pulang dulu deh Ri! Udah ditunggu mama” Aries langsung berjalan menuju pintu keluar “makasih bukunya”
“Aries, kok tiba-tiba? Aku anter ya?”
“gak usah deh, aku mau naik taksi aja”
“oh ya udah. Hati-hati ya!” Orion berkata mesra dan membereskan meja
Virgo secara diam-diam telah naik ke lantai dua. Ke kamarnya. Dan dari balkon dia meloncat ke samping rumah. Tempat dimana terletak garasi. Virgo menyalakan mobilnya dan menjalankannya mengejar Aries.
“tiiinn… tinnn…” klakson itu datang dari mobil Virgo, membuat Aries sedikit terkejut dan secara reflek menepi
“Aries, cepet naik!”
Aries yang masih terkejut tanpa berkata apa-apa segera naik ke mobil Virgo
“Aries, kenapa elo gak bilang kalo elo udah punya pacar?”
Aries menunduk “emang kalo gue udah punya pacar kenapa, Vir? Elo juga gak pernah nanya kan?”
“gue, gue, gue sayang sama elo Aries. Elo bisa bikin gue jatuh cinta untuk pertama kalinya” Virgo memegang tangan Aries dan menggenggamnya perlahan menimbulkan sensasi menyentuh bagi Aries. “elo juga sama kan? Elo sayang sama gue kan, Aries?”
Aries mengangguk, “tapi gue udah punya cowok, Vir. Dan cowok itu adik lo sendiri!”
“gue tau tapi gue bener-bener sayang sama elo. Gue mau kita jadian! Kalo perlu backstreet” mobil Virgo mulai memasuki daerah yang sepi
Belum sempat Aries menjawab, kaca mobil Virgo diketuk oleh seseorang yang menaiki motor dan memakai helm yang kacanya gelap.
Virgo menepikan mobilnya dengan bingung, dan segera turun dari mobil. Baru saja Virgo turun dari mobil, sebuah tinju menghantam pipi kirinya. Virgo terhuyung ke belakang membentur mobilnya. Tanpa basa-basi, orang itu menghajar Virgo dengan bertubi-tubi. Mulai dari perut sampai wajahnya tak luput dari pukulan orang itu.
“BERHENTI!!!” Aries berteriak membuat orang itu menghentikan pukulannya dan akhirnya Virgo ambruk begitu saja “siapapun elo! Berhenti mukulin pacar gue!”
orang itu membuka helmnya dan ternya ta orang itu adalah Orion “bagus, jadi sekarang ini pacar elo? Elo bener-bener gadis yang ‘laku’ Aries”
“O… Orion? Kamu ngapain disini?”
“gue ngapain disini?” Orion tertawa “gue mau balikin ini!” Orion melempar sebuah handphone milik Aries. Aries menangkapnya dengan gelagapan.
“maksud gue baik. Tapi sayangnya elo gak baik buat gue” Orion tertawa pahit
“buuu… khaan ddia yang ssalah, Rion” Virgo mulai bangkit “gue yang nembak dia tapi dia belum ngasih jawaban”
Orion tertawa mengejek “tapi omongan dia ke gue udah membuktikan semua” Orion mencengkram kemeja Virgo “jawabannya iya” Orion mendorong Virgo sampai Virgo kembali menghantam mobil.
“Aries, buat gue gak apa-apa kalo elo mau jadian ama Virgo. Gue udah gak perduli lagi!” Orion memakai helmnya dan segera memacu motornya
“Virgo, elo baik?” Aries membantu Virgo bangun dan mendudukanya di mobil
“gue gak apa-apa Aries” Virgo mengusap darahnya dengan tisu, Virgo benar-benar terlihat kacau “gue yang salah. Mestinya gue tau diri”
“jujur, Virgo. Gue udah mau mutusin Orion dan gak nerima elo jadi pacar gue karena gue ngerasa gak punya apa-apa lebih baik daripada punya dua sekaligus”
Virgo tersenyum “gue bisa nerima keputusan elo. Sekarang gue anter elo pulang”

Setelah peristiwa itu, hubungan Orion dan Virgo jadi buruk. Mereka sama sekali tak berbicara satu sama lain. Mereka sama-sama tak menganggap bahwa ada saudara mereka di rumah besar itu.
 “Virgo! Muka elo kenapa babak belur gitu??!!” Lyla sedikit histeris melihat wajah Virgo yang kacau
“enggak biasa” detik berikutnya Virgo meringis kesakitan
“udah sini gue obatin. Kebetulan gue ada kotak P3K” Lyla mulai membasuh luka Virgo dengan lembut
Virgo menepis tangan Lyla “ gak usah” namun Lyla dengan sabar tetap membasuh luka Virgo.
Virgo merasakan suatu kelembutan kasih sayang di setiap sentuhan Lyla. Dia memegang tangan Lyla.
“La, gue mau bilang” kata-kata Virgo yang terpotong membuat Lyla menghentikan kegiatannya “gue sayang sama elo. Gue cinta sama elo. Dan itu udah lama, La. Sejak di toko buku” ucapan Virgo tak terdengar terpaksa walau hatinya pedih mengingat Aries
“gue juga sebenernya sayang sama elo Vir”
“Jadi, elo nerima gue?”
Lyla mengangguk.
Tiba-tiba Virgo teringat ramalan bintang yang ada di buku Aries: bintang aries mempunyai pribadi yang lembut dan pengertian sehingga dapat bersabar ketika menghadapi anda yang sedang terbakar emosi…
“ternyata ramalan itu benar” gumam Virgo
“ramalan apa?” kata Lyla
 “bukan apa-apa kok, La” Virgo memeluknya “gue akan coba sayang sama elo, La. Walau gue masih sayang Aries” pikir Virgo

Di suatu tempat, Aries menangisi cintanya yang keduanya telah kandas. Tiba-tiba sebuah ketukan terdengar dari jendela kamar Aries. Orion sudah ada disana. Aries membuka jendelanya.
“Orion, kamu ngapain disini?”
“biar bagaimanapun, aku gak bisa bohongin perasaan aku. Walaupun kamu bilang kamu ceweknya Virgo. Aku tetep sayang sama kamu, Aries”
Aries memeluk Orion “aku juga masih sayang banget sama kamu. Tapi aku mau kamu janji sama aku”
“apa itu?”
“aku mau kamu damai sama kakak kamu. Dan kita backstreet”
“meskipun mustahil untuk saat ini, tapi aku akan coba”
dan pelukan mereka semakin erat
di sebuah tempat di kamar Aries, buku ramalan bintang yang dibeli Aries ternyata telah menyatukan empat hati. Dan semua ramalannya memang tepat.

FIN

Sorry kalo maksud...
haha
kalian boleh ga suka tapi gue ga peduli...
toh, di seni ga ada yang bener dan ga ada yang salah..

CAOOOO...

Sabtu, 05 Maret 2011

Postingan di Hari Minggu

Assalamualaikum, Bismillah... (awalnya kok kayak khutbah aja ya? -_-)
hahaha

oke, hari ini Minggu...
Sunday, Ahad...
1 hari ini mau gue manfaatin sebaik-baiknya buat refreshing.
Kenapa? karena satu bulan ini gue stress banget! pusing gara-gara pengayaan soalnya gue udah menjelang UN nih. Doain yak gue lulus...

Oh, ya 2 hari kemaren gue abis mabit di sekolah.
And you know what? mabit itu biking gue bahagia, semangat !!!!
di mabit itu gue dapet semangat baru, motivasi baru yang bisa bangkitin semangat gue lagi...
Selain karena hadirnya Pak Safrial, S.Ag satu-satunya guru yang gue kangenin, beliau ngisi acara sebagai motivator (pemotivasi) dan muhasabahtor (oke, gue tau ini ngasal) hahaha. Dan kehadiran beliau sukses bikin gue semangat lagi. (walau nangis juga haha)
Bukan cuma Pak Safrial yang bikin gue semangat, tapi juga Bang Ashadi. Beliau juga bikin gue termotivasi dengan cerita 'keberhasilannya' yang tertunda. Salut dan sukses selalu buat Bang Ashadi!!!
Ada 1 orang lagi yang bikin gue termotivasi tapi gak bisa gue sebutin soalnya takut orangnya baca kan gawat -_-"

oh iya bloggers, gue juga lagi on the way nyelesaiin naskah2 cerita gue baik cerpen atau novel. Novelnya sih masih lama soalnya gue bikin 3 sekaligus (ketauan gak konsisten) gara-gara gue suka kehilangan inspirasi di tengah-tengah kalo nulis. Tapi, gue janji naskah pertama yang bakal gue post di blog ini cerpen. Judulnya sih belum gue tentuin tapi masih berkisar tentang kisah sekolah gue yang rada gue karang-karang. Dan tokohnya juga gue ambil dari salah satu calon novel gue. Nama tokoh utamanya itu *****A. Nah, pasti tau kalo orang yang kenal gue baca postingan gue ini. ^^
3 minggu dari sekarang gue bakal nyoba ngejar deadline itu (di tengah kesibukan gue 'belajar' -.-)

Ok, tomorrow back to the hell. Eh, heaven pas istirahat soalnya kalo istirahat ada bidadari ^^

Karawaci, 6 Maret 2011
Agus Rhesa Rudiansyah

Ajaran Mama

Tadi lagi iseng-iseng browsing nemu cerita bagus...
Simak deh:

Seorang Ibu terduduk di kursi rodanya suatu sore di tepi danau, ditemani Anaknya yang sudah mapan dan berkeluarga.

Si ibu bertanya " itu burung apa yg berdiri disana ??"
"Bangau mama" anaknya menjawab dengan sopan.
Tak lama kemudian si mama bertanya lagi..
"Itu yang warna putih burung apa?"
sdikit kesal anaknya menjawab " ya bangau mama?..."

Kemudian ibunya kembali bertanya
" Lantas itu burung apa ?" Ibunya menunjuk burung bangau tadi yg sedang terbang...

Dengan nada kesal si anak menjawab "ya bangau mama. kan sama saja!..emanknya mama gak liat dia terbang!"

Air menetes dari sudut mata si mama sambil berkata pelan.."Dulu 26 tahun yang lalu aku memangku mu dan menjawab pertanyaan yg sama untuk mu sebanyak 10 kali,..sedang saat ini aku hanya bertanya 3 kali, tapi kau membentak ku 2 kali.."

Si anak terdiam...dan memeluk mamanya.

Pernahkah kita memikirkan apa yg telah diajarkan oleh seorang mama kepada kita? Sayangilah Mama/Ibu-mu dgn sungguh2 krn sorga berada di telapak kaki Ibu.

Mohon ampunan jika kamu pernah menyakiti hati Ibumu.
Dan teruskan kepada Orang2 yg perlu membaca renungan ini.

*Pernah kita ngomelin Dia ? 'Pernah!':s

*pernah kita cuekin Dia ? 'Pernah!'>:/

*pernah kita mikir apa yg Dia pikirkan?

'nggak!':/

* sebenernya apa yg dia fikirkan ?

'Takut':(

- takut ga bisa liat kita senyum , nangis atau ketawa lagi.

- takut ga bisa ngajar kita lagi

Semua itu karena waktu Dia singkat..

Saat mama/papa menutup mata. Ga akan lg ada yg cerewet.:(

Saat kita nangis manggil2 dia , apa yg dia bales ?

'Dia cuma diam':(

Tapi bayangannya dia tetap di samping kita dan berkata : "anakku jangan menangis, mama/papa masih di sini. Mama/papa masih sayang kamu.":(

Jadi inget muhasabah tadi shubuh...
-_-

Karawaci, 5 Maret 2011
Agus Rhesa Rudiansyah

Kamis, 03 Maret 2011

SETAHUN BERSAMA MATAHARI

Bulan pertama
            Aku Bulan. Bertemu dengannya secara tidak sengaja ketika sama-sama menyeberang jalan dan tanganku tersenggol oleh tangannya.
                Dia mengenakan kacamata hitam. Aneh, laki-laki tampan itu mengenakan kacamata hitam pada sore yang sudah mendung.
                Di ujung jalan, seseorang menyambutnya. Sambil bertepuk tangan dan pada akhirnya memeluknya.
                “kamu berhasil menjadikan ujung-ujung jemarimu sebagai pengganti matamu, Nak. Mereka jumlahnya lebih banyak, kan? lain kali, gunakan juga mata hati dan seluruh indramu. Hingga ketika ujung jemarimu ngambek dan tidak dapat membantumu, kamu bisa menggunakan yang lain”
                Aku mengerutkan kening. Pembicaraan yang aneh, tapi menarik.
                Aku Bulan. Gadis yang selalu tertarik oleh hal-hal yang memang menarik. Maka aku berdiri diam di ujung jalan dekat lampu merah menyaksikan laki-laki itu.
                “kamu harus jadi anak Ibu yang tidak bergantung pada siapapun”
                Oh, jadi wanita paruh baya itu ibunya? Dan laki-laki manis berkacamata hitam itu hanya menganggukkan kepalanya.
                “kebutaan bukan suatu beban, Nak”
                Oh, jadi si manis itu buta?
                “bukan begitu, gadis manis?  Bukankah kamu juga tidak membedakan laki-laki buta dan yang bisa melihat?”
                Pertanyaan itu ditujukan untukku.
                “Nak, ada gadis yang sangat manis sedang memperhatikanmu. Siapa namamu, Nak?”
                “Bulan” jawabku
                “Bulan dan Matahari. Mungkin kalian dipertemukan untuk bersatu” ujar wanita paruh baya itu seperti sedang berdoa.

            Bulan kedua
            “kamu pikir kamu lebih istimewa dibandingkan Hujan? Aku lebih memilih Hujan karena aku sudah membuat hidupnya menderita” Bintang melemparkan kado pemberianku. Tepat mengenai wajahku.
                “kamu pikir aku tidak akan kuat bertahan di samping Hujan?”
                Aku tertawa dalam hati. Pertanyaan yang lucu. Dia sudah membuat keputusan, jelas tidak perlu bertanya lagi kepadaku.
                “kamu pikir aku akan kembali lagi padamu?”
                Aneh. Bintang menduakan aku dengan Hujan, berboncengan motor dan motor itu terselip truk. Seperti di cerita sinetron, Hujan patah kakinya. Diamputasi dan Bintang jelas saja harus rela menghabiskan waktu untuknya.
                “kamu pikir…” Bintang mengoceh lagi
                Aku jadi berpikir soal Matahari. Laki-laki mannis yang oleh ibunya diperkenalkan kepadaku dan ibunya menyelipkan kartu nama di tanganku.
                Sepertinya dia lebih istimewa dibandingkan Bintang.
                Bulan ketiga
            “Ibu sudah mengira kita akan bertemu lagi”
                Ibunya menyambutku ramah. Di depan pintu rumahnya yang sederhana setelah aku menelepon satu jam yang lalu.
                “kasihan Matahari. Anak itu buta karena menjadi korban tabrak lari dan saraf matanya rusak”
                Laki-laki itu berada di teras. Sepertinya sedang melamun.
                “jadilah bagian hidupnya, Nak. Jadilah denyut lain untuk kehidupannya hingga ia tidak menyesali kehidupannya pada masa mendatang”
                Aku tersenyum. Ibu ini hiperbolis karena aku hanya seorang mahasiswi tingkat 4 tapi tak dapat kusangkal, ibu ini baik, alangkah menyenangkan memiliki ibu baik seperti ini.
                “dia pernah punya kekasih. Tapi perempuan itu menghilang setelah Matahari buta”
                Laki-laki itu manis, meskipun garis wajahnya tegang dan kaku.
                “siapa, Bu?” Matahari menengok kearah kami.
                “seseorang yang dikirim Tuhan untukmu, Nak” ujar Sang Ibu sambil merangkul bahuku dan aku lagi-lagi hanya bisa tersenyum
               
                Bulan keempat
            Namanya Matahari.
                Laki-laki diam dan dingin. Kontras dengan namanya.
                Aku, Bulan. Sama sekali tidak menemukan kehangatan dengannya kecuali hanya kegersangan.
                “jadi, ibuku mengemis-emis cinta padamu?”
                Bicaranya kasar. Ibunya bilang kekasaran itu karena ia belum bisa menerima kebutaannya yang tiba-tiba.
                “Ibuku bilang kamu manis. Pacar-pacarku yang dahulu tidak hanya manis, tapi juga manis”
                Aku tersenyum kecut, menahan dongkol dalam hati. Dan rasa ingin berkata bahwa setelah kebutaannya tidak mungkin gadis cantik mau bersanding dengannya.
                “jadi, kamu jatuh cinta padaku?”
                “jadi, ibumu bilang apa?” tanyaku seperti menantang. Tidak akan ada harga diriku jika hanya diam dan menerima setiap kalimat yang meluncur dari bibirnya saja.
                “mau kamu manis atau cantik aku tidak peduli” Matahari mengibaskan tangannya “aku sudah tidak suka yang manis-manis sekarang. Hidupku sudah pahit”
                Namanya Matahari.
                Sebenarnya dia laki-laki yang manis.
                Kami dekat. Tapi siapa menjamin kalau kedekatan itu memunculkan getar cinta di hatiku?

                Bulan kelima
            “kalian jadilah sepasang kekasih yang baik-baik. Restu Ibu akan selalu menyertai kalian”
                Ibu yang baik itu menggandeng tangan kami pada suatu sore ketika penyakit batuknya tidak sembuh-sembuh.
                “dulu Ibu perokok. Dan setelah itu, dokter memvonis Ibu terkena kanker paru-paru. Kalau Ibu sudah tidak ada…” suara batuk memilukan memotong kata-katanya “pada siapa Ibu harus serahkan anak yang buta ini untuk diberi kasih sayang?”
                “Matahari kan sudah cukup besar, Bu” kata Matahari
                “tidak cukup besar untuk menderita!” hardik Ibunya tajam lalu ia menghela nafas sejenak “penderitaan bukanlah bagian hidupmu, Nak” suaranya melunak
                “maka sembuhlah, Bu” kataku
                “kalau ada biaya, Nak, maka Ibu akan meminta agar kebutaan Matahari disembuhkan dahulu”
                Matahari diam.
                Menerawang
                Aku pun juga diam berpikir.

                Bulan keenam hingga bulan kedelapan
            “Nak, tetaplah mencintainya. Sakit Ibu tidak sembuh-sembuh juga. Terima kasih untuk membiayai penyakit Ibu. Maklumlah, setua Ibu….”
                Ibu yang baik dan lembut. Tahukah bahwa yang ada di hati sebenarnya hanyalah kasihan?
                “Nak, kalau Ibu sudah tidak bisa menjaganya, jagalah Matahari hingga kapanpun”
                “jangan bicara seperti itu, Bu”
                “lalu apa yang mesti Ibu bicarakan kalau bukan hanya tentang penyakit Ibu yang semakin lama semakin parah saja?”
                Aku diam.
                Dan memang sepantasnya diam.

                Bulan kesembilan         
            “jadi, kamu perempuan itu….”
                Aku memandang gadis di depanku ini dengan pandangan bingung.
                Kami bertemu di depan rumah Matahari ketika aku baru saja menju pulang.
                “jadi, kamu yang membuat hatinya berpaling?”
                Sungguh, aku tak mengerti.
                “jadi, kamu yang membuat aku tidak direstui lagi. Keterlaluan…”
                Gadis itu marah. Meledak-ledak. Dan tiba-tiba tangannya melayang ingin menamparku jika saja aku tidak menepisnya.
                “dia itu masih kekasihku….”
                “yang  meninggalkannya setelah kebutaannya kan?”
                “hah?” gadis itu melongo
                “yang meninggalkannya setelah kebutaannya?” ulangku
                Gadis itu terbahak keras dan meninggalkanku sendiri. Aku hanya dapat menatapnya menjauh heran.

               
Bulan kesepuluh
            Di luar hujan ketika kami sama-sama diam duduk di teras.
                Sejak tadi.
                Tanpa percakapan.
                “carilah laki-laki lain….”
                Ia manis. Namanya Matahari. Laki-laki yang saraf matanya rusak dan membuat dunianya gelap.
                “carilah laki-laki lain. Ibu memang selalu begitu. Selalu menganggap bahwa pilihannya membuat aku bahagia”
                Aku Bulan, hanya diam.
                “kata Ibu, kamu manis…”
                Ia kasar. Kadang membentak. Entah kenapa aku mau bertahan di sampingnya?
                “ibu memang sedang sakit…”
                Ibu yang baik itu sedang ke dokter setelah aku serahkan setengah tabunganku untuk biaya berobatnya. Wanita yang malang. Tak bisa bekerja lagi setelah dokter memvonis penyakitnya sudah parah.
                “jadi, kita putus saja…”
                Aku diam.
                Entah kenapa aku hanya ingin berdiam diri saja.

                Bulan kesebelas
            Rumah itu kosong. Rumah yang beberapa bulan lalu sering aku singgahi untuk menyaksikan seorang laki-laki menatapi hidupnya yang gelap.
                ‘”kosong dari kemarin” ujar pak tua sebelah rumah yang ternyata pemilik ‘asli’ rumah itu “entah pindah kemana. Kemarin-kemarin juga banyak yang datang. Mau menagih utang seperti yang lain?”
Aku menggeleng.
                “tapi mereka kan sakit?”
                “sakit apa?”
                “kanker…”
                “kantong kering, Neng” pak tua itu menepuk bahuku “zaman sekarang banyak yang kena penyakit seperti itu”
                Aku sungguh tak mengerti.

            Bulan kedua belas
                Aku, Bulan dan dia Matahari akhirnya bertemu lagi. Tepatnya aku melihatnya dan ia tak melihatku.
                Cukup dari jauh saja.
                Ibu dan anak itu saling berangkulan. Sang anak membawa tongkat. Kelihatannya kakinya tak bisa digunakan untuk berjalan.
                Seperti sebelumnya, ibu itu menyemangati sambil bertepuk tangan setiap langkah yang dibuat anak itu.
                Lalu ada seorang gadis terkesima.
                Lalu…
                “Matahari tidak buta. Buta bohongan. Ibu sama anak itu kerjaannya memang begitu. Menipu gadis-gadis yang kelihatan mampu untuk menguras habis uangnya” perkataan pak tua kemarin membuatku tersadar.
                Setahun.
                Hampir setahun.
                Memang tidak ada luka karena tidak tumbuh cinta. Hanya saja ada benci yang tumbuh cepat karena sebuah pemanfaatan.
END

post cerpen yang gue bikin setelah dapet inspirasi tiba2 abis baca buku cerpen hahaha....
ini cerpen yang gue bikin waktu itu gara2 tugas nya Bu Ismar...
jadi ini kepepet bgt bikinnya...
bagus gak yaks? hahai
komentar2....

Karawaci, 3 Maret 2011
Agus Rhesa Rudiansyah