Sabtu, 30 April 2011

SHORT STORY


Virgo meminum jus di depannya yang tidak disentuh sama sekali olehnya sejak setengah jam lalu.  Sesaat kemudian Virgo menghela nafas.  Kelihatannya ada sesuatu yang dipikirkan Virgo.
Nada dering dari handphone-nya membuyarkan seluruh lamunannya. Virgo berusaha mengambil handphone yang terdapat di saku celana jeans-nya yang sempit.
Kening Virgo berkerut ketika melihat deretan nomor yang sama sekali tidak dikenalnya tertera di layar handphone-nya dan menjawab telepon itu
“Halo…”
“Hai Virgo! Kemana aja dari tadi pagi di telponin gak diangkat angkat?!” suara manja yang terdengar sangat familiar sekaligus menyebalkan di telinga Virgo
“ngapain nelponin terus? Ini pake nomor siapa lagi?” kata Virgo berusaha terdengar tenang namun tetap tidak bisa menyembunyikan nada ketusnya
“jangan gitu dong Virgo. Aku kan mau ngecek kamu. Takutnya kamu belum makan atau belum mandi, kalo belum makan kan dibawain sekalian disuapin kalo belum mandi….. hihihihhi…” suara cewek itu cekikikan
“Bella, please bantu gue mau?”
“apa?” suara Bella masih berusaha menahan tawanya
“jangan telpon gue terus! Elo lupa ya? Kita udah putus hampir dua bulan!”
“ooohhh. Emang iya? Rasanya kita masih pacaran deh Vir”
Virgo menekan tombol reject. Dia benar-benar muak dengan gadis itu. Bella yang awalnya manis dan pengertian berubah manja dan menyebalkan bagi Virgo. Satu hal yang Bella tidak pernah tau kalau Virgo menembaknya hanya karena merasa tidak enak dengan perjuangan sahabatnya, Daffi dan Lyla yang susah payah mencarikannya perempuan karena tak mau Virgo dianggap tidak laku.
“elo tuh ganteng Vir. Tajir lagi. banyak cewek yang suka sama elo! Masa temen gue dibilang gak laku? Enak aja! Gue kan ikut tersinggung. Gak terima gue, Vir” begitu kata Daffi saat membujuk Virgo.
Sejujurnya Virgo tak keberatan sama sekali dengan usul Daffi. Karena itu dia setuju saja. Apalagi Bella, teman Lyla yang dikenalkan padanya bersikap sangat manis, tapi setelah beberapa waktu Virgo menjalani hubungan tanpa cinta tersebut, dia baru mengetahui watak asli Bella. Dan akhirnya hubungan itu hanya dapat berjalan 3 bulan saja.
Virgo melihat jam tangannya dan memutuskan untuk langsung pergi dari café tersebut.
 

“Orion!”
“apaan?!!!” suara seorang cowok dari dalam kamar mandi
“ngapain lo?!” kata Virgo
“masak! Mandi lah! Emang ngapain lo manggil-manggil gue?!”
“basa-basi.”
Pintu kamar mandi terbuka dan dari dalamnya keluar pemuda yang tingginya tidak jauh beda dari Virgo begitu juga wajahnya. Itulah Orion, adik dari Virgo yang hanya berselisih satu tahun saja.
“darimana lo?” kata Orion
“Public. Nah elo mau kemana?”
Orion tersenyum lebar penuh misteri “jalan lah!”
“jalan?”
“aduh masa elo gak tau sih? Gue kan…”
“iya gue tau.” Virgo memotong omongan Orion “Makanya omongan orang jangan dipotong. Gue tau elo jalan sama cewek lo kan? Siapa namanya? Gita kan?”
“sorry… gue udah ganti lagi dongs.” Orion masuk ke dalam kamarnya dan mulai memilih-milih baju. Virgo mengikutinya.
“hari gini masih hidup buat nyari cewek? Basi ah! Emang hidup kita Cuma buat cewek aja?!” kata Virgo
“Vir, cewek gue yang baru ini beda. Gue susah banget dapetinnya, dia tuh udah cantik, manis, baik, pengertian lagi.”
“paling akhir-akhirnya kaya Bella. Ntar nyesel lo!”
“gue tau cewek gue yang sekarang ini gak kaya Bella. Gue tau banget kalo cewek gue ini the best.”
“buat apa sih elo mencintai dia? Misalnya putus dapet sakitnya aja. Cinta itu nyakitin, cewek juga ngeselin.”
“Virgo, suatu saat elo bakal narik omongan lo itu semua karena setiap orang butuh cinta dan elo juga butuh. Karena dalam diri setiap manusia itu ada rasa cinta yang dikasih Tuhan gak terkecuali elo.”
“Rion, daripada gue harus mencintai seseorang. Lebih baik gue hidup tanpa cinta karena mencintai itu sakit.”  Virgo bersiap keluar dari kamar Orion “kalo nanti elo ngerasain sakitnya cinta, jangan harap elo bisa gampang balik kaya sekarang ini. Dan jangan bilang gue gak pernah ngingetin elo tentang bahaya cinta” setelah mengucapkan kata-kata itu, Virgo keluar dari kamar Orion.
 

“hoi! Bro! Apa kabar nih?”
Virgo menengok, Daffi sudah ada di sebelahnya.
“baik. Kenapa?”
“gak usah dingin gitu kali jawabnya. Santai aja.” Kata Daffi
“gue santai aja kali. Kaya baru kenal gue kemaren sore aja lo!”  sedetik kemudian raut wajah Virgo berubah heran “Lyla mana, Fi?”
“kenapa nyariin gadis gue yang satu itu? Kangen ya sama cantiknya”
“ngaco deh  lo, Fi. Kaya Lyla mau sama elo aja!”
“hehehehe. Emang gak mau sih, kita kan udah lama temenan. Gue juga gak mau sama dia.”
“jangan bermuka dua deh lo, Fi. Kalo Lyla suka sama elo juga elo terima”
Daffi nyengir “Lyla lagi ngumpul sama temen-temen pecinta alamnya. Rapat buat ke gunung bromo. Gue kagum sama Lyla, dia tuh pecinta alam tapi tetep feminin. Gue banget”
“Lyla boleh elo banget. Ya elo? Bukan Lyla banget kan?” Virgo meminum sodanya “setau gue pergi ke gunung bromonya masih sekitar 1 bulanan lagi kan?”
“elo kayak gak tau Lyla aja. Dia kan rajin banget”
“iya rajin gak kayak elo males!”
tiba-tiba handphone milik Daffi berbunyi
“halo…”
“Daffi! Elo dimana? Anterin gue! Ke toko buku! Gue mau beli buku buat referensi skripsi ,sekarang!” suara di handphone Daffi
Daffi refleks menjauhkan handphone nya “santai, kenapa La? Iya gue anterin. Gue ajak Virgo juga ya? Supaya rame gitu…”
“terserah lo deh, Fi. Gue tunggu di gerbang depan kampus” kata Lyla dan sambungan telepon pun putus.
“siapa, Fi?” kata Virgo
“siapa lagi? Lyla lah. Ayo cabut” Daffi menarik tangan Virgo
“eh. Mau kemana, Fi?” kata Virgo kaget
 

“bilang kenapa? Kalo mau ke toko buku.” Kata Virgo sambil menyetir
“sorry, gue panik.” Kata Daffi
“rada-rada miring lo!”
Daffi melihat ke kaca spion “apanya yang miring dari gue? Kayaknya gue ganteng-ganteng aja tuh”
“otak lo miring” kata Virgo datar
“hahahahahah lucu lo Vir.”
“Daffi!!!”
Virgo sontak mengerem “itu Lyla, Fi.”
“iya” Daffi membuka kaca jendela “Lyla, masuk mobil cepetan kita cabut!”
Lyla pun sedikit terburu-buru menghampiri Daffi dan Virgo dan langsung masuk ke dalam mobil.
“hai, Vir! Gak apa-apa kan kalo gue numpang?” kata Lyla
“iya. Gak apa-apa. Elo mau ke toko buku mana?”
“toko bukunya Mang Adul aja deh”
Tanpa banyak berkata lagi mereka pun melaju menuju toko buku Mang Adul yang terletak di.
 

“sekarang gue parkir dulu deh elo berdua turun deh” kata Virgo sesampainya di mall
“gue mau beli baju, Vir. Jadi elo berdua aja ya sama Lyla. La lo gak usah turun ikut Virgo aja.” Kata Daffi dan langsung turun dari mobil Virgo
“Daffi! Ntar lo nyusul ya!” kata Virgo
“oke deh! Nikmatin aja berdua! Siapa tau cinlok!” kata Daffi asal
Virgo menarik nafas dalam dan melihat Lyla melalui kaca spion dan Virgo sedikit tertegun. Lyla terlihat cantik di mata Virgo.
“bener kata Daffi. Lyla emang cantik. Dan bodohnya, gue baru sadar.” Pikir Virgo
tanpa disadari Virgo, Lyla balas memandang mata Virgo “Vir, elo kenapa ngliatin gue kayak gitu?”
“oh. Nggak apa-apa kok La.” Kata Virgo salting “tapi kecantikan Lyla tetep gak akan ngrubah pandangan gue tentang cinta. Gak akan pernah” pikir Virgo
“Vir, kita parkir di basement aja ya?”
“oke”
setelah selesai memarkirkan mobilnya, Virgo dan Lyla pun masuk ke dalam mall
“La, kita mau kemana dulu?” kata Virgo
“langsung ke toko buku aja, gimana?”
“terserah” baru saja Virgo akan berjalan ketika dia merasakan ada sentuhan di lengannya ketika Virgo menoleh ternyata tangan Lyla menggenggamnya.
“mmm… La. Sorry” Virgo melepaskan tangan Lyla
Sejenak raut wajah kecewa terlihat di wajah Lyla namun langsung sirna“maaf ya, Vir. Gue takut hilang, kebiasaan sama kakak” kata Lyla sambil tersenyum
“iya La. Gak apa-apa” Virgo tidak bisa bilang kalau dia berharap Lyla menggenggam tangannya lagi untuk waktu yang lebih lama
“Vir, gue ke bagian buku politik dulu ya.” Lyla langsung berjalan menuju deretan buku bertema politik
Untuk mengisi waktunya, Virgo berjalan menuju tempat yang menjual alat-alat musik. Namun di tengah jalan dia menabrak seorang gadis. Dan buku-buku gadis itu berantakan bahkan ada yang terinjak dan tertendang Virgo hingga terpental beberapa meter.  Sayangnya gadis itu tak mengetahui kalau bukunya ada yang terpental karena tertendang Virgo. Bukannya membantu, Virgo hanya terdiam.
“mbak, kalo jalan tolong liat-liat ya mbak? Saya juga kan punya keperluan lain yang lebih penting!” kata Virgo sedikit ketus
setelah membereskan buku-bukunya yang jatuh berserakan gadis itu melihat Virgo dengan tatapan tak suka “mas, saya juga beli buku ini pakai uang dan buat keperluan saya. Jadi jangan pikir kalo Cuma mas yang punya keperluan!” gadis itu langsung berlalu
“dibilangin malah nyolot!” gerutu Virgo
baru beberapa langkah berjalan, mata Virgo menangkap sesuatu yang ternyata adalah buku. Virgo melihat ke arah gadis tadi pergi tapi ternyata gadis itu telah pergi.
Virgo mengambil buku itu dan membacanya “temukan cinta kamu dalam bintang kamu? Konyol nih buku. Cinta aja gue gak percaya. Tapi gak apa-apa deh ntar gue kasih Orion aja”
 
“aduh kenapa bisa jatuh sih, Aries?” kata Orion
“tadi ada cowok nyebelin nabrak aku. Kalo kataku sih bukunya ketendang”  kata Aries sambil celingukan mencari bukunya yang hilang
“kamu yakin bukunya masih di sekitar sini? Gak diambil orang?”
Aries menatap mata Orion dengan tatapan polos “kenapa Ri? Kamu gak mau nemenin aku nyari buku itu?”
Orion sangat tidak tahan jika ditatap Aries dengan kedua matanya yang bulat bening. “oke, Aries. Kamu udah menangin hati aku. Sekarang kita cari sama-sama ya?”
Aries tersenyum manis “nah gitu dong! Aku kan seneng kalo kamu mau nemenin aku”
“tapi gimana kalo aku beliin kamu buku yang baru?”
“Orion, buku itu stock terakhir yang toko buku Chamber punya.”
“ya udah kita cari di toko lain ya?”
“kamu mau cari dimana lagi? udah aku cari di semua toko buku yang aku tau tapi tetep aja gak ada”
“emangnya bukunya tentang apa sih? Bukunya bagus banget ya?”
“itu buku tentang nemuin cinta lewat bintang seseorang. Dan dari buku itu aku bisa dapet gambaran kita itu cocok apa nggak”
“masih percaya sama ramalan bintang?”
Aries tersenyum lagi “who knows, Ri?”
Virgo sangat lelah hari ini. Sehabis mengantar Lyla membeli buku, Daffi mengajaknya dan Lyla untuk makan dan imbasnya mereka berkeliling mall hingga 4 jam lamanya. Virgo membantingkan tubuhnya ke kasur dan melihat buku yang tadi siang diambilnya dari seorang gadis yang menurutnya mengesalkan.
“Orion belum pulang. Buku tentang bintang? Penasaran gue” gumam Virgo sambil mengambil buku itu di atas meja belajarnya.
Virgo pun mulai membaca.
BUKU INI MAMPU MEMBANTU ANDA MENEMUKAN CINTA SEJATI MENURUT RAMALAN BINTANG.
Virgo rasanya ingin tertawa membacanya, dia pun langsung mencari halaman yang memuat ramalan cinta untuknya. Bintang Virgo
JIKA ANDA SEORANG VIRGO, ANDA AKAN COCOK MENJALIN CINTA DENGAN SEORANG WANITA/PRIA YANG MEMPUNYAI BINTANG ARIES, LIBRA, SAGITARIUS, DAN SCORPIO. DARI SEMUA WANITA/PRIA DIANTARA HIDUP ANDA YANG MEMPUNYAI BINTANG-BINTANG TERSEBUT, ANDA MEMPUNYAI KEMUNGKINAN TERBESAR Dalam menjalin cinta dengan anda adalah aries. Karena bintang aries mempunyai pribadi yang lembut dan pengertian sehingga dapat bersabar ketika menghadapi anda yang sedang terbakar emosi…
Virgo tidak betah membaca ramalan yang dianggapnya tidak masuk akal. Namun Virgo malah mulai membuka halaman tentang bintang Orion, yaitu Capricorn
JIKA ANDA SEORANG CAPRICORN, SELAMAT! KARENA HIDUP ANDA AKAN DIPENUHI WANITA YANG AKAN MENYAYANGI ANDA SEPENUH HATINYA. ANDA AKAN COCOK MENJALIN CINTA DENGAN SEORANG WANITA/PRIA YANG MEMPUNYAI BINTANG ARIES, LEO, CANCER, DAN GEMINI. DARI SEMUA WANITA/PRIA DIANTARA HIDUP ANDA YANG MEMPUNYAI BINTANG-BINTANG TERSEBUT, ANDA MEMPUNYAI KEMUNGKINAN TERBESAR DALAM MENJALIN CINTA DENGAN ANDA ADALAH ARIES. KARENA SEORANG ARIES AKAN DAPAT MEMAHAMI PERASAAN ANDA LEBIH DARI SIAPAPUN…
Virgo menutup buku itu dengan kesal “konyol nih buku! Masa cinta gue sama Orion sama-sama Aries? Boong banget!” Virgo melempar buku itu ke arah pintu kamarnya dan masuk tepat ke dalam tempat sampah yang sudah kosong
“Vir, elo di dalem?” suara Orion di belakang pintu
“iya, gue ada di dalem. Masuk aja!”
Orion pun memasuki kamar Virgo “Vir, gue pinjem kaset vcd nya Avenged dong! Ntar gue tuker sama kasetnya MCR”
“ambil aja tuh di meja belajar gue!”
“thanks ya Vir. Ntar gue balikin.” Ketika Orion telah sampai di depan pintu kamar Virgo,  dia melihat ada sebuah buku di tempat sampah Virgo. Orion pun mengambilnya
“parah juga lo, Vir. Buku baru dibuang. Buat gue yah!?”
“emang niatnya buat elo. Elo kan sukanya sama hal-hal gak jelas kayak cinta gitu.”
“Virgo kakak gue. Cinta itu bukan hal yang gak jelas tapi sesuatu yang harus diresapi untuk dapat merasakan nikmatnya cinta”
“ahhh!!! Pusing gue! Pergi lo! Jangan kembali!” Virgo melempar bantal yang hanya mengenai pintu kamarnya karena Orion sudah lebih dulu keluar dari kamar Virgo.
Virgo pun kembali merebahkan kepalanya di kasur. “kalopun misalnya ramalan itu bener, berarti satu-satunya orang yang bintangnya Aries di hidup gue sekarang itu…” Virgo tersentak “Lyla… tapi gak mungkin lah. Lagipula gue sama sekali gak percaya sama ramalan itu” begitu pikiran Virgo
 

“Daffi, elo percaya ramalan?” kata Virgo
“ramalan?” Daffi tertawa “kalo masuk akal, gue percaya tapi kadang-kadang lebay ramalannya”
“elo, La?”
Lyla mengangkat wajahnya dari buku yang sedang ia baca dan menatap Virgo dengan kedua bola matanya yang bening “gue? Maybe yes, maybe no”
“korban iklan lo!” Daffi tertawa
Lyla tersenyum manis.
Tiba-tiba Virgo teringat sesuatu,  dia harus men-service mobilnya. “eh, gue cabut ya?”
“mau kemana lo Vir?” kata Daffi
“mau tau aja lo, Fi” Virgo langsung pergi menuju mobilnya
Di perjalanan menuju bengkel, Virgo melewati sebuah taman kota. Di taman itu, ia melihat seorang gadis yang sedang dicegat oleh tiga pria berbadan besar. Virgo mendecak kesal, ia paling tidak bisa melihat perempuan dijahili oleh laki-laki.Virgo pun turun menepikan mobilnya dan turun dari mobilnya menghampiri ketiga pria itu.
“Mas, permisi” ketiga pria itu menoleh “jangan ganggu dia bisa, mas? Soalnya dia teman saya”
“maksud lo apaan?” kata pria bertato di punggung tangannya
“maksud saya jangan ganggu dia, mas”
ketiga pria itu tertawa keras membuat Virgo naik darah dan langsung meninju salah seorang dari mereka.
“eh, elo mau main sama kita bertiga, HAH!” pria kedua baru saja ingin meninju Virgo ketika kaki Virgo menyapu kakinya
“jago juga lo!” kata pria ketiga. Tanpa basa-basi, pria itu meninjunya namun meleset giliran Virgo meninju hidung pria itu dan kena dengan telak
“makanya jangan macem-macem sama gue!” Virgo menghampiri gadis yang ditolongnya “mbak gak kenapa… elo kan? Yang waktu itu di toko buku?”
Aries melihat Virgo “iya, elo yang nabrak gue  ya?”
“tau gitu gak gue tolongin” kata Virgo
Virgo tak tau bahwa pria pertama telah bangun dan membenturkan kepalanya ke kepala belakang Virgo hingga Virgo tersungkur. Darah segar mengalir dari kepalanya yang bocor.
“mampus lo!” pria itu melihat ke Aries yang menatapnya dengan dingin “lain kali kita main lagi cantik” pria itu langsung lari bersama kedua temannya
“eh, cowok. Siapa nama lo? Bangun dong!” entah disengaja atau tidak (namanya juga cerita), seorang satpam (entah darimana) lewat di depan Aries dan Virgo “pak, tolong temen saya pak. bawa ke rumah sakit!”
 

Ketika Virgo bangun, dia berada di ruangan yang serba putih “gue dimana?”
Aries membangunkannya “bangun lo! Luka lo harus di kompres. Sini gue kompres” Aries mulai mengompres luka Virgo dengan air hangat
“biar gue aja” Virgo menvoba mengambil lap dari tangan Aries yang akhirnya malah memegang tangan Aries sedangkan lapnya terjatuh. Dan mereka berdua saling menatap untuk beberapa detik karena Virgo dan Aries merasakan suatu getaran yang menyatukan tangan mereka “ups, sorry” Virgo melepaskan tangan Aries. (adegan sinetron)
“nggak apa-apa kok” Aries bermaksud mengambil lap yang terjatuh ketika Virgo melakukan hal yang sama. Dan mau tak mau mereka harus berpandangan lagi. “biar gue yang ngompres.” Kata Aries yang langsung mengambil lap dan kembali duduk.
“oh iya, kenalin gue Virgo” Virgo mengatakannya tanpa mengulurkan tangannya
“gue Aries” kata Aries sambil mengompres kepala Virgo
“Aries?” kata Virgo bingung “ bintang lo Aries?”
“iya, emang kenapa?”
“nggak”
“soal buku lo, ada di ade gue. Nanti gue ambilin”
“gak apa-apa kok”
“buat apa sih buku itu?”
“gak, gue iseng aja. Siapa tau ada cowok ganteng berbintang sama dengan yang tertulis di buku jadi pacar gue”
Virgo tak menjawab dan hanya berharap ramalan itu benar-benar menjadi kenyataan.
 

“Orion!” Virgo memasuki kamar Orion tanpa permisi
Orion yang hanya bercelana boxer tampak kaget “woi! Gila lo! Ketok dulu kek!” dan secara terburu-buru Orion mengenakan pakaiannya “kepala lo kenapa?”
“buku yang gue kasih ke elo mana?” Virgo tak memperdulikan Orion
“buat apa? Mau gue kasih ke pacar gue. Kasian dia, pengen banget buku itu.”
“sini kasihin ke gue lagi! gue mau kasih ke pemiliknya!”
“enak aja! Udah gue bungkus kado! Sore ini gue mau kasihin” Orion menyambar kado berwarna pink yang terletak di meja komputernya dan melesat menuju garasi.
“Orion!” Virgo mengejarnya
Tiba-tiba bel berbunyi, mereka pun berhenti seketika.
“elo aja yang buka!” kata Virgo
Orion pun berjalan ke arah pintu sambil menyembunyikan kadonya di balik punggung. Ketika Orion membuka pintu, ia tampak kaget.
“A… Aries?”
Aries tersenyum nakal “kaget, ya?”
“wow, aku bener-bener gak nyangka! I’m surprised!”
“aku gak disuruh masuk nih?”
“oh iya, silakan masuk, tuan putri!”
Aries melangkah ke dalam sambil terkikik “lebay amat sih cowokku”
“by the way, aku punya hadiah buat kamu” Orion menyerahkan sebuah kado berwarna pink
Aries menerimanya dan mengocoknya “apa ini, Ri?”
Orion tersenyum penuh misteri “buka dong”
Aries menyobek kertas kado itu dan terkejut setelah melihat isinya “ya ampun, Ri! Kamu dapet darimana? Buku ini?”
“kakakku, dia yang ngasih buku ini ke aku. Bintang kita cocok lho!”
“emang kalo cocok. Aku bakal nikah sama kamu gitu? Masih terlalu cepet, Orion”
Orion menggaruk kepalanya yang tidak gatal “iya sih, tapi kan setidaknya kita bisa menatap ke depan”
“lho, selama ini kamu menatap kemana? Mata kamu juling?” Aries tertawa
“eh, aku lupa. Mau minum apa?”
“emmmm, apa aja deh! Yang penting dingin dan segar!”
“tunggu beberapa saat, I’ll be back” Orion ngacir ke arah dapur
Virgo keluar dari kamar mandi saat Orion di dapur, kelihatannya Virgo baru saja mandi
“Ri, siapa tadi di luar?”
“pacar gue” kata Orion sambil tetap sibuk membuat es sirup
Virgo tak menjawab, ia berjalan dan mencoba mengintip dari balik rak kaca. Virgo terkejut ketika melihat siapa yang ada di ruang tamunya.
“Aries?”
Aries mendongak “Vir, Virgo?”
“ya ampun, Aries elo ngapain disini?”
“gue ngambil buku ini” Aries menunjukkan buku tentang ramalan bintang yang dibacanya “jadi, ini buku dari elo?”
“emang, baru aja mau gue balikin”
Aries menekap mulutnya “elo kakaknya Orion”
Virgo mengangguk, sementara Orion muncul dari arah dapur dengan membawa dua gelas sirup dingin.
“silakan diminum” kata Orion
Aries meminumnya dengan perlahan. Dia jadi salting, begitu juga Virgo yang kelihatan kikuk.
“Aries, ini Virgo. Kakak gue” Orion menarik Virgo agar mendekat
“mmm… iya. Aku, aku pulang dulu deh Ri! Udah ditunggu mama” Aries langsung berjalan menuju pintu keluar “makasih bukunya”
“Aries, kok tiba-tiba? Aku anter ya?”
“gak usah deh, aku mau naik taksi aja”
“oh ya udah. Hati-hati ya!” Orion berkata mesra dan membereskan meja
Virgo secara diam-diam telah naik ke lantai dua. Ke kamarnya. Dan dari balkon dia meloncat ke samping rumah. Tempat dimana terletak garasi. Virgo menyalakan mobilnya dan menjalankannya mengejar Aries.
“tiiinn… tinnn…” klakson itu datang dari mobil Virgo, membuat Aries sedikit terkejut dan secara reflek menepi
“Aries, cepet naik!”
Aries yang masih terkejut tanpa berkata apa-apa segera naik ke mobil Virgo
“Aries, kenapa elo gak bilang kalo elo udah punya pacar?”
Aries menunduk “emang kalo gue udah punya pacar kenapa, Vir? Elo juga gak pernah nanya kan?”
“gue, gue, gue sayang sama elo Aries. Elo bisa bikin gue jatuh cinta untuk pertama kalinya” Virgo memegang tangan Aries dan menggenggamnya perlahan menimbulkan sensasi menyentuh bagi Aries. “elo juga sama kan? Elo sayang sama gue kan, Aries?”
Aries mengangguk, “tapi gue udah punya cowok, Vir. Dan cowok itu adik lo sendiri!”
“gue tau tapi gue bener-bener sayang sama elo. Gue mau kita jadian! Kalo perlu backstreet” mobil Virgo mulai memasuki daerah yang sepi
Belum sempat Aries menjawab, kaca mobil Virgo diketuk oleh seseorang yang menaiki motor dan memakai helm yang kacanya gelap.
Virgo menepikan mobilnya dengan bingung, dan segera turun dari mobil. Baru saja Virgo turun dari mobil, sebuah tinju menghantam pipi kirinya. Virgo terhuyung ke belakang membentur mobilnya. Tanpa basa-basi, orang itu menghajar Virgo dengan bertubi-tubi. Mulai dari perut sampai wajahnya tak luput dari pukulan orang itu.
“BERHENTI!!!” Aries berteriak membuat orang itu menghentikan pukulannya dan akhirnya Virgo ambruk begitu saja “siapapun elo! Berhenti mukulin pacar gue!”
orang itu membuka helmnya dan ternya ta orang itu adalah Orion “bagus, jadi sekarang ini pacar elo? Elo bener-bener gadis yang ‘laku’ Aries”
“O… Orion? Kamu ngapain disini?”
“gue ngapain disini?” Orion tertawa “gue mau balikin ini!” Orion melempar sebuah handphone milik Aries. Aries menangkapnya dengan gelagapan.
“maksud gue baik. Tapi sayangnya elo gak baik buat gue” Orion tertawa pahit
“buuu… khaan ddia yang ssalah, Rion” Virgo mulai bangkit “gue yang nembak dia tapi dia belum ngasih jawaban”
Orion tertawa mengejek “tapi omongan dia ke gue udah membuktikan semua” Orion mencengkram kemeja Virgo “jawabannya iya” Orion mendorong Virgo sampai Virgo kembali menghantam mobil.
“Aries, buat gue gak apa-apa kalo elo mau jadian ama Virgo. Gue udah gak perduli lagi!” Orion memakai helmnya dan segera memacu motornya
“Virgo, elo baik?” Aries membantu Virgo bangun dan mendudukanya di mobil
“gue gak apa-apa Aries” Virgo mengusap darahnya dengan tisu, Virgo benar-benar terlihat kacau “gue yang salah. Mestinya gue tau diri”
“jujur, Virgo. Gue udah mau mutusin Orion dan gak nerima elo jadi pacar gue karena gue ngerasa gak punya apa-apa lebih baik daripada punya dua sekaligus”
Virgo tersenyum “gue bisa nerima keputusan elo. Sekarang gue anter elo pulang”

Setelah peristiwa itu, hubungan Orion dan Virgo jadi buruk. Mereka sama sekali tak berbicara satu sama lain. Mereka sama-sama tak menganggap bahwa ada saudara mereka di rumah besar itu.
 “Virgo! Muka elo kenapa babak belur gitu??!!” Lyla sedikit histeris melihat wajah Virgo yang kacau
“enggak biasa” detik berikutnya Virgo meringis kesakitan
“udah sini gue obatin. Kebetulan gue ada kotak P3K” Lyla mulai membasuh luka Virgo dengan lembut
Virgo menepis tangan Lyla “ gak usah” namun Lyla dengan sabar tetap membasuh luka Virgo.
Virgo merasakan suatu kelembutan kasih sayang di setiap sentuhan Lyla. Dia memegang tangan Lyla.
“La, gue mau bilang” kata-kata Virgo yang terpotong membuat Lyla menghentikan kegiatannya “gue sayang sama elo. Gue cinta sama elo. Dan itu udah lama, La. Sejak di toko buku” ucapan Virgo tak terdengar terpaksa walau hatinya pedih mengingat Aries
“gue juga sebenernya sayang sama elo Vir”
“Jadi, elo nerima gue?”
Lyla mengangguk.
Tiba-tiba Virgo teringat ramalan bintang yang ada di buku Aries: bintang aries mempunyai pribadi yang lembut dan pengertian sehingga dapat bersabar ketika menghadapi anda yang sedang terbakar emosi…
“ternyata ramalan itu benar” gumam Virgo
“ramalan apa?” kata Lyla
 “bukan apa-apa kok, La” Virgo memeluknya “gue akan coba sayang sama elo, La. Walau gue masih sayang Aries” pikir Virgo

Di suatu tempat, Aries menangisi cintanya yang keduanya telah kandas. Tiba-tiba sebuah ketukan terdengar dari jendela kamar Aries. Orion sudah ada disana. Aries membuka jendelanya.
“Orion, kamu ngapain disini?”
“biar bagaimanapun, aku gak bisa bohongin perasaan aku. Walaupun kamu bilang kamu ceweknya Virgo. Aku tetep sayang sama kamu, Aries”
Aries memeluk Orion “aku juga masih sayang banget sama kamu. Tapi aku mau kamu janji sama aku”
“apa itu?”
“aku mau kamu damai sama kakak kamu. Dan kita backstreet”
“meskipun mustahil untuk saat ini, tapi aku akan coba”
dan pelukan mereka semakin erat
di sebuah tempat di kamar Aries, buku ramalan bintang yang dibeli Aries ternyata telah menyatukan empat hati. Dan semua ramalannya memang tepat.

FIN

Sorry kalo maksud...
haha
kalian boleh ga suka tapi gue ga peduli...
toh, di seni ga ada yang bener dan ga ada yang salah..

CAOOOO...